Puluhan Disabilitas Ikut Kontribusi Lawan Covid-19

Keterbatasan fisik tidak meruntuhkan semangat puluhan penyandang disabilitas di lingkungan Dinas Sosial Jawa Barat untuk melanjutkan hidup dan berkreasi. Termasuk semangatnya dalam melawan Corona Virus Disease (Covid-19).

FERI BANGKIT RIZKY, Cimahi

Mereka yang merupakan tuna wicara, tuna rungu, tuna daksa, serta keterbelakangan intelektual berupaya berkontribusi dalam melawan virus corona ini dengan membuat Alat Pelindung Diri (APD) berupa berupa masker.

Dari atas kursi roda, setiap harinya, mereka mampu menghasilkan produk masker dari bahan kain yang dibuat secara manual, mulai dari pola, menjahit, hingga pengepakan.

”Iya saya dengan teman-teman disini membuat masker untuk masyarakat. Semoga hasil masker yang kami buat ini bermanfaat untuk semuanya,” kata Muhammad Ikhlas, salah seorang disabilitas, saat ditemui di sela kegiatan membuat masker di Dinsos Jabar, Jalan Amir Machmud Kota Cimahi, Senin (13/4).

Dia sendiri memiliki keahlian untuk melakukan pengecekan kualitas jahitan masker, pembersihan, dan pengepakan. Tugasnya dilaksanalan dengan sangat baik dan tanpa terlihat kesulitan sama sekali.

”Kalau saya sudah mahir pengecekan dan membungkus. Kalau yang jahit tugas teman-teman saya,” ujarnya, dengan terbata-bata.

Saat bekerja, sesekali ada salah seorang dari mereka yang mengalami keterbatasan dalam berkomunikasi, berteriak lalu menggunakan bahasa isyarat untuk memberitahukan jika dirinya membutuhkan sesuatu. Anak-anak disabilitas itu dengan tekun melakukan perannya masing-masing.

Kepala Panti Sosial Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Dinas Provinsi Jawa Barat, Feruf mengungkapkan, inisiasi pembuatan masker oleh anak-anak disabilitas berawal dari kelangkaan masker di pasaran.

”Justru yang berinisiatif membuat masker ini ya anak-anak. Mereka bilang ingin berkontribusi dan membantu pencegahan penyebaran Covid-19 juga,” tuturnya.

Dalam sehari, anak-anak disabilitas tersebut mampu menghasilkan 300 masker satu lapis. Namun jika masker dua lapis, mereka hanya bisa memproduksi maksimal 150 masker.

Masker-masker tersebut sudah dibagikan langsung ke masyarakat atau memenuhi kekurangan masker di Puskesmas.

”Kemarin kita bagikan langsung ke pengendara motor, ojol, pedagang, atau ke puskesmas yang minta disuplai juga. Alhamdulillah semuanya sangat berguna dan memberikan manfaat,” terangnya.

Selama proses pengerjaan masker tersebut, Feruf menjelaskan tidak ada kendala berarti yang dikeluhkan anak-anak didiknya. Hanya rasa mood dan malas saja yang harus dilawan dari anak-anak.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan