DPD Apnatel Jabar Periode 2019-2024  Resmi Dilantik

BANDUNG – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi (Apnatel) Jawa Barat periode 2019-2024 resmi dilantik, Rabu (18/9).

Ketua DPD Apnatel Jabar, Boris Syaifullah berjanji akan membenahi asosiasi di bidang telekomunikasi tersebut.

Menurut Boris, konsep smart city yang sekarang digadang-gadang pemerintah hanya sebatas lip service belaka. Pasalnya, dukungan infrastruktur ke arah kota cerdas itu relatif lemah.

“Konsep smart city di kita itu menurut saya hanya bicara manis saja. Harusnya, sebelum mengajukan konsep itu harus didukung infrastruktur yang jelas dulu. Hingga kini building solution ke arah sana saja nggak ada,” kata Boris seusai acara Pelantikan DPD Apnatel Jabar Masa Bakti 2019-2024 di Hotel Savoy Homann, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Rabu (18/9).

Untuk itu, di bawah kepemimpinannya dia akan membenahi organisasi. Dia akan membawa generasi muda ikut aktif terlibat di era milenial. Ini diakuinya seiring dengan peran digitalisasi yang keberadaannya semakin penting dalam kehidupan sehari-hari.

“Nantinya, Apnatel yang diisi para generasi milenial ini menjadi jembatan sekaligus tulang punggung proses digitalisasi. Jangan sampai seperti Bangladesh yang negaranya tidak bisa mengoptimalkan bonus demografi untuk kemajuan ekonomi,” jelasnya.

Sebagai pelaku industri fiber optik, Boris sebagai CEO PT Borsya Cipta Communica (BCC) optimistis bisa mengembangkan bisnisnya.

Saat ini, dia menyebutkan penghasilan BCC berhasil meraup sebesar Rp 50 miliar per bulan. Ke depan, target bidikan itu mencapai Rp 100 miliar per bulan.

Disinggung mengenai bahan baku, dia mengaku sejauh ini 50 persen komoditas itu masih didominasi pasokan Korea Selatan. Sisanya, dia mengimpor dari dua negara lain. Meski demikian, dia mengklaim produk fiber optik buatannya mengandung tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 42 persen.

Dia menambahkan, sebagai program jangka pendek pihaknya akan mendorong berdirinya lingkungan industri optik (LIO) di Jabar. Keberadaanya ditujukan guna memenuhi kebutuhan industri telekomunikasi.

Pembangunan kawasan itu sebagai langkah strategis mendukung industri telekomunikasi yang kini memiliki tren pertumbuhan positif. Bahkan, dia mengakui bisnis ini akan hidup setidaknya hingga 25 tahun ke depan.

Tinggalkan Balasan