KAI Masih Lakukan Kajian

jabarekspres.com, CIMAHI – Rencana penutupan perlintasan sebidang KA bawah flyover Cimindi hingga saat ini masih belum ada kepastian dari pihak PT KAI DAOP II maupun dari Dinas Perhubungan Jawa Barat.

Bahkan, berdasarkan pantauan lansung Jabar Ekspres (Group Jawa Pos) masyarakat yang berada di sekitar perlintasan sebidang Cimindi, mengaku belum menerima sosialisasi dari pihak manapun.

Bejo 43, pemilik warung bakso di Cimindi, mengaku belum ada pihak PT KAI melakukan sosialisasi, padahal setiap hari ia merasa was-was jika perlintasan Cimindi benar-benar akan ditutup.

“Harusnya ada sosialisasi terlebih dulu, jangan mendadak kalau membuat kebijakan. Efeknya pasti akan sangat jelek, terutama buat kita para pedagang,” ujarnya ditemui di warung bakso kemarin (15/11).

Ia dan warga lainnya sempat berfikir jika rencana penutupan perlintasan Cimindi itu tidak akan direalisasikan. Pasalnya, sudah berbulan-bulan semenjak pertama rencana tersebut belum sekalipun ada sosialisasi.

“Sampai sekarang belum ada, berarti sudah hampir tiga bulan. Awalnya katanya memang mau ada sosialisasi ke warga. Kalau memang tidak jadi ya bersyukur pastinya,” terangnya.

Pedagang disepanjang Jalan Jenderal Amir Machmud, Cimindi, menginginkan solusi terbaik dari dari institusi agar apabila penutupan benar-benar terlaksana. Sebab, beberapa pedagang yang berjualan disekitar Cimindi merupakan mata pencaharian utama warga.

“Mereka butuh buat uang sekolah anak, biaya sehari-hari. Harusnya ada komunikasi dulu dengan warga, atau ada relokasi pedagang, mungkin lebih baik,” bebernya.

Warga lainnya, Enjang Rahmat,63, yang berprofesi sebagai sopir angkutan kota jurusan Cimahi – Leuwipanjang, mengamini apa yang diutarakan oleh Bejo. Menurut Enjang, alasan PT. KAI menutup perlintasan demi faktor keselamatan, justru mengorbankan lebih banyak pihak, seperti pengguna jalan, sopir angkot, pedagang, masyarakat pada umumnya.

“Kenapa tidak dibuat jembatan penyeberangan untuk orang saja, dari pada harus menutup jalan. Atau ada petugas yang mengatur lalu lintas kalau mau ada kereta, sepertinya lebih realistis,” katanya.

Enjang yang telah puluhan tahun menjadi sopir angkutan kota ini, menyebut kemacetan tidak akan terhindarkan apabila semua kendaraan dipaksakan melalui Flyover Cimindi.

Tinggalkan Balasan