Warga Cibodas Gatal-Gatal Akibat Asap Pabrik

jabarekspres.com, CIMAHI – Setelah dikabarkan adanya kebocoran pada cerobong asap salah satu pabrik di Kampung Cibodas Campaka, RT 02 RW 09, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, kini banyak masyarakat mengeluhkan rasa gatal di kulit, rasa perih di mata, dan sesak nafas.

Keluhan warga tersebut, diduga kuat lantaran paparan debu kristal dari pembakaran batubara yang dihasilkan oleh pabrik di sekitar tempat tinggal mereka.

Seperti diketahui, pada berita sebelumnya, Warga Kampung Cibodas Campaka, RT 02 RW 09, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi mengeluhkan aktifitas pembakaran batu bara yang dilakukan oleh sejumlah pabrik di Cimahi Selatan.

Pasalnya, ampas pembakaran, berupa debu dari pabrik-pabrik tersebut mengotori rumah warga sekitar. Selain itu, debu yang dikeluarkan pun sangat rawan bagi kesehatan warga, terutama anak-anak.

Tidak hanya itu, setiap pagi, warga pun harus menghirup udara yang mengandung debu halus batubara dan harus rajin membersihkan rumahnya yang selalu kotor akibat debu tersebut. Bahkan seorang bocah bernama Rifansyah (13), harus rela ketinggalan belajar karena diirinya menderita gatal pada sekujur rubuhnya dan tangannya penuh luka yang mengakibatkan susah untuk menulis.

Sementara, warga lainnya, Sri Rezeki (35) juga mengeluhkan hal yang sama. Meskipun tergolong sudah dewasa, namun ia merasakan gatal dan perih seperti anak-anak. Bahkan, Sri mengaku dalam sehari ia bisa mandi sampai 4 kali demi membuat kulitnya tidak gatal dan bersih.

“Mata saya juga sering sekali kelilipan, aoalagi kau sesak nafas sudah tidak perlu ditanyakan. Yang kasian itu keponakan saya yang kecil, kulitnya habis digaruk karena gatal,” jelasnya.

Salah seorang warga lainnya Taufik (34), menuturkan, debu sisa pembakaran batubara tersebut semakin parah sejak memasuki awal bulan Juni kemarin. Namun, tidak ada tindakan apapun dari perusahaan yang dicurigai sebagai penyebabnya.

“Pasti warga mencurigai dari pabrik yang terdekat dulu, karena tidak mungkin dari pabrik yang lokasinya jauh dengan rumah kami,” ujarnya ditemui di kediamannya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi, Ade Ruhiyat saat dikonfirmasi terkait keluhan warga tersebut hanya baru bisa melayangkan surat teguran saja. Padahal berdasarkan penelusuran Jabar Ekspres Asap yang ditimbulkan dari pembakaran batu bara sudah terjadi satu bulan lalu.

Tinggalkan Balasan