Unpar Konsisten Berkontribusi Pada Bangsa

BANDUNG – Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) menggelar serangkaian acara untuk merayakan dies natalis ke-63. Salah satunya, mengundang Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir.

Dia menyampaikan orasi ilmiah bertajuk Solusi Kritis-Kreatif Pendidikan Tinggi dalam Pengembangan Iptek dan Peningkatan Daya Saing Bangsa. Dalam perayaan hari jadi tersebut, UNPAR merayakannya dengan mengungkapkan rasa syukur dan kepedulian mereka terhadap masyarakat. Sebagai salah satu universitas swasta tertua dan paling prestisius, UNPAR secara konsisten mengembangkan ilmu pengetahuan sebagai kontribusi bagi masyarakat.

Ketua Yayasan UNPAR Kusbiantoro menuturkan, bertambahnya usia tentu menjadi titik balik bagi UNPAR untuk terus berkembang lebih baik lagi. Ke depan, UNPAR terus menjaga jati diri, tetapi tetap berkembang ke arah yang lebih baik.

Pada 2055, UNPAR memasuki usia ke-100. Saat ini, UNPAR harus mengambil posisi untuk konsisten berkontribusi kepada masyarakat dan bangsa. ’’Apa yang akan kami lakukan, apakah UNPAR akan lenyap atau bisa bertahan?’’ ucap Kusbiantoro.

Di perguruan tinggi luar negeri, ada yang usianya sampai 380 tahun. Mereka berjaya berkat memiliki dosen yang hebat dan Dana yang hebat. Namun, kekuatan utama mereka adalah tradisi yang selalu berubah mengikuti perkembangan. ’’Diharapkan, UNPAR juga bisa seperti itu dengan konsisten berfokus pada misinya, tetapi bisa berinovasi mengikuti zaman,’’ katanya.

Rektor UNPAR Mangadar Situmorang menyatakan, eksistensi UNPAR bisa terus terjaga karena inovasi dan publikasi. Di universitas yang ada di Bandung itu, ada kebijakan agar setiap dosen kembali menyadari tugas tridarma. Yakni, tidak hanya mengajar, tetapi juga meneliti termasuk memublikasikan dan pengabdian kepada masyarakat.

’’Kami juga punya kebijakan terkait pelibatan mahasiswa dalam penelitian. Pada level sarjana, pelibatan penelitian merupakan hal yang penting,’’ kata Mangadar seusai kegiatan dies natalis ke-63. Dalam menjalankan penelitian dan publikasi, diperlukan fasilitas pendukung. UNPAR menyediakan Dana hibah penelitian selain dari Kemenristekdikti. Dukungan finansial penelitian itu diperuntukkan bagi guru besar, lector kepala, dan lektor. Dana tersebut bisa digunakan untuk melakukan penelitian bersama dengan mahasiswa. ’’Kami menyediakan Dana yang cukup besar,’’ tambahnya.

Tinggalkan Balasan