PAD Ditargetkan Rp3,9 Miliar

NGAMPRAH – Dinas Ling­kungan Hidup (DLH) Kabu­paten Bandung Barat menar­getkan pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi sampah di tahun ini bisa mencvapai Rp3,9 miliar. Hal itu mengacu pada Nomor 22 Tahun 2016 tentang Retribusi Sampah.

”Target PAD tahun ini sebe­sar Rp3,9 miliar sama seper­ti tahun lalu. Beberapa tahun ke belakang target selalu ter­capai,” kata Kepala UPT Peng­angkutan Sampah KBB Jaka Susila di Ngamprah, kemarin.

Jaka menjelaskan, sumber PAD diambil dari retribusi sampah berbagai sektor. Mu­lai dari sektor industri, per­kantoran, restoran, objek wisata, rumah sakit hingga permukiman warga.

Terbesar dari sektor sampah industri yang ditetapkan se­besar Rp60 ribu/meter kubik. Disusul dengan retribusi dari restoran sebesar Rp50 ribu/meter kubik.

”Sementara yang terkecil dari retribusi permukiman warga dari mulai Rp4.500/KK/bulan hingga Rp10 ribu/KK/bulan,” katanya.

Jaka menambahkan, potensi retribusi sebenarnya bisa jauh lebih besar setiap tahunnya. Itu berdasarkan pada jumlah potensi volume sampah yang mencapai 650 ton per hari se­mentara yang terangkut hanya sekitar 150 ton per hari.

”Sampah yang tidak terangkut ini akibat kami kekurangan armada sampah. Saat ini hanya memiliki 35 armada terdiri dump truk dan arm roll. Selain itu kami juga kekurangan pe­tugas kebersihan yang hanya berjumlah 197 orang, mulai sopir, kernet, hingga penyapu jalan sangat jauh bila diban­dingkan dengan total 165 desa di 16 kecamatan,” terangnya.

Lebih jauh Jaka menjelaskan, selain fokus pada pencapaian target retribusi, pihaknya juga saat ini akan fokus untuk menangani persoalan sampah liar. Keberadaan sampah liar hampir ada di setiap pelosok desa. Apalagi, di perkotaan terutama di jalan-jalan pro­tokol dan jalur alternatif, sampah liar mudah ditemukan. Diakuinya, sejulah faktor se­perti kesadaran masyarakat dalam membuang sampah dan minimnya tempat pem­buangan sampah sementara.

”Sampah liar itu sulit diken­dalikan, karena di setiap desa pasti ada sampah liar. Apalagi jika sampah liar itu bukan termasuk yang kami layani, terutama jika sumber sampahnya tidak diketahui. Makanya, sampah liar ini su­lit untuk ditangani bila ar­mada dan petugas masih kurang,” terangnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan