Jabar Masagi Ingin Wujudkan Karakter Generasi Milenial Melalui Kearifan Lokal

KOTA CIREBON – Memiliki tiga irisan budaya, Sunda Priangan, Cire­bonan, dan Betawian menjadi dasar grand desain salah satu program kerja Seratus hari Gubernur Jawa Ba­rat, yaitu Jabar Masagi. Program ini untuk menguatkan pondasi generasi milenial Jabar melalui nilai pendidi­kan karakter.

Pendidikan karakter tersebut bisa diwujudkan dengan cara mengem­balikan pendidikan budi pekerti yang bisa berdampak pada akhlak sosial yang mengandung keluhuran nilai-nilai kearifan lokal tiga budaya yang ada di Jawa Barat.

”Malam ini kita akan memulai per­jalanan baru dengan menyiapkan anak didik kita melalui manusia unggul Jawa Barat. Apa itu?” tanya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam pa­parannya saat launching Jabar Masagi di Gedung Negara, Kota Cirebon, Rabu malam (5/12).

Manusia unggul Jawa Barat harus mempunyai empat nilai, yaitu secara fisik badannya harus sehat, cerdas, berakhlak, dan religius. Untuk mewu­judkan empat nilai tersebut, kata Emil, pihaknya mempunyai strategi yang disebut Jabar Masagi.

”Menilai kualitas manusia unggul Jawa Barat harus punya empat nilai. Kita akan melakukan strategi nama­nya Masagi. Artinya, sudah sangat sempurna nilainya, digali dari nilai budaya Jawa Barat,” tutur Emil.

Implementasi Jabar Masagi adalah seluruh program, baik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat yang mampu menumbuhkan generasi muda di Jawa Barat sebagai manusia berbudaya. Manusia berbudaya ini memiliki kemampuan untuk bisa belajar merasakan (surti/rasa), belajar mema­hami (harti/karsa), belajar melakukan (bukti), belajar hidup bersama (bakti/dumadi nyata).

”Surti, kemampuan merasa atau sensitifitas. Harti kemampuan untuk mengerti, kemudian melakukan bukti atau mempraktikkan. Terakhir bakti, terlibat bersosialisasi untuk masyarakat,” papar Emil.

”Mari kita lahirkan manusia atau generasi unggul Jawa Barat,” ajaknya.

Jabar Masagi memiliki logo unik berwarna kuning, biru, dan hijau yang melambangkan tiga budaya yang ada di Jawa Barat. ”Ada lengkungan di logo itu menandakan M untuk Mas­agi. Ini ada nilai budayanya, kemu­dian ada irisan di tengah warna hijau. Jadi, kita doakan semua bertemu di warna hijau,” terangnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan