Forum OSIS Ikut Sumbang Pemikiran di FDG

LEMBANG – Focus group discussion (FDG) eksternal Jabar Masagi disambut antu­sias oleh unsur pendidikan Jawa Barat. Sebab, untuk per­tamakalinya, program yang berasal dari pemerintah me­libatkan siswa, yaitu mengha­dirkan Forum OSIS.

Tidak hanya Forum OSIS, dari catatan, para undangan terdiri atas kepala cabang dinas (KCD), Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), Musyawarah Kerja Pengawas SMK (MKPS), guru, komite sekolah, Depan Pendidikan, Kantor Departemen Pendi­dikan, Dinas Pendidikan Jawa Barat dan lain-lain bahu mem­bahu mengeluarkan pemiki­ran mereka untuk Jabar Mas­agi di Grand Hotel Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

SERAP ASPIRASI: FDG dimoderatori Dr Firman Oktora, M.Pd (Pelaksana Sub. Bagian Perencanaan dan Pelaporan Disdik Jabar) dan Tim KSK Jabar Masagi Triska Fauziah Resmiati M.Pd di Grand Hotel Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Jalannya FDG yang dimo­deratori Dr Firman Oktora, M.Pd (Pelaksana Sub. Bagian Perencanaan dan Pelaporan Disdik Jabar) dan Tini Sugiar­tini, M.Pd (pengawas SMK) itu berjalan cukup alot. Sebab, enam kabupaten/kota yang terbagi atas Kabupaten Bandung Barat, Cianjur, Kota Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung dan Sumedang itu ingin ikut berkontribusi dalam Jabar Masagi.

Pengawasan SMA Provinsi Jawa Barat Agus Hermawan S.Pd, M.M.Pd menilai, sebe­lum Jabar Masagi diaplikasi­kan ke siswa, maka guru harus lebih dulu memahami dan menerapkan hal tersebut. ”Jangan sampai hanya bisa menyuruh, sementara dia sendiri belum mewakili sifat Masagi,” ungkapnya.

DISKUSI ALOT: Para peserta FDG eksternal Jabar Masagi di Grand Hotel Lembang, Kabupaten Bandung Barat, saat melakukan diskusi.

Hal serupa juga amini Drs Iwan Setiawan. Ketua MKKS SMA Kota Bandung sekaligus Kepala Sekolah SMAN 24 itu juga mengkritisi guru.

Dia mengaku, sebelum FDG, dia bersama tim undangan juga terus berdiskusi dengan siswa didik. Termasuk dengan Forus OSIS yang dilibatkan dalam FGD. Benang merahnya, kata dia, siswa butuh role mo­del yang mencontohkan. Bu­kan sekadar menyuruh. ”Mis­alnya, melarang merokok. Seharusnya guru tersebut bukan hanya tidak merokok di lingkungan sekolah, tapi juga lingkungan rumahnya,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan