Demiz Hadir di TKN Jokowi-Amin

JAKARTA – Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Kerja (KIK) menggelar rapat dengan bakal calon wakil presiden Ma’ruf Amin.

Selain para petinggi partai pendukung, turut hadir politisi Partai Demokrat Deddy Mizwar. Deddy mengakui kehadirannya untuk membahas peluangnya menjadi juru bicara tim kampanye.

”Saya tadi baru ngobrol dengan Kiai Ma’ruf dalam wacana jadi juru bicara. Saya baru belajar bicara, disuruh jadi juru bicara,” kata Deddy di Sekretariat TKN, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Sabtu (1/9).

Deddy memang belum resmi menjadi jubir tim kampanye. Kepastian dirinya menjadi jubir atau tidak baru diketahui saat tim kampanye kembali menyerahkan perbaikan susunan struktural.

”Ini baru penjajakan, belum jelas ini barang. Sedang menyerap apa yang dilakukan Jokowi-Ma’ruf. Itu nanti tanggal 21 (November), belum ada suratnya ini,” katanya.

Meski demikian, Deddy mengatakan perlu menerima arahan dari Kiai Ma’ruf. Utamanya mengenai hal-hal yang perlu disampaikan ke masyarakat saat kampanye pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin nanti.

”Kami ingin sampaikan yang baik pada masyarakat serta kerja nyata, itu tugas saya. Sekarang saya dampingi terus sesering mungkin bertemu dengan Pak Moeldoko untuk sampaikan yang baik bukan hal buruk yang dimiliki orang lain,” jelas mantan wakil gubernur Jawa Barat itu.

Politisi Partai Demokrat yang karib disapa Demiz itu pun mengaku jika dirinya belum meminta izin ke Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono, terkait niatnya menjadi juru bicara TKN Jokowi-Amin. Dia menyebutkan baru akan melakukan komunikasi dengan semua pengurus Demokrat saat perayaan ulang tahun partai pada 9 September mendatang.

”Insya Allah tanggal sembilan saya diundang di DPP, saya akan hadir. Saya akan datang dan menjelaskan sikap politik saya,” tambahnya.

Kehadirannya di Sekretariat TKN untuk melakukan penjajakan sebagai juru bicara. Dia berharap agar para petinggi Demokrat dapat menghargai sikap politiknya yang berbeda di Pilpres 2019.

”Artinya, ini adalah sikap politik yang harus dihargai. Harus digarisbawahi harus ada etika dalam melakukan keputusan politik. Karena itulah tetap berkomunikasi dengan baik,” imbuhnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan