jabarekspres.com, PURWAKARTA – Sosialisasi dan peringatan tentang bahaya narkotika dan obat berbahaya (narkoba) di Kabupaten Purwakarta bisa jadi masih belum maksimal. Salah satu indikatornya bisa dilihat dari dominasi perkara narkoba yang masuk ke persidangan.
Indikasi lainnya terlihat pada penangkapan sejumlah pengedar dan pemakai oleh pihak kepolisian. Dalam sepekan terakhir ini, pihak Kepolisian Resort Purwakarta berhasil mengamankan sedikitnya 10 tersangka dan pengedar narkoba yang beroperasi di Purwakarta dan sekitarnya.
“Dalam sepekan, 10 tersangka dari 7 perkara narkoba, telah kita amankan,” ujat Kasat Narkoba Polres Purwakarta, AKP H Heri Nurcahyo SH kepada sejumlah awak media, kemarin (24/7).
Ulah mafia dan pengedar narkoba yang makin merajalela di Kabupaten Purwakarta, tampaknya sudah tidak bisa ditolelir lagi. Tindakan tegas yang dilakukan jajaran kepolisian ini bukan tanpa alasan. Keprihatinan terhadap bahaya peredaran narkoba tampaknya sudah tidak lagi bisa ditahan.
“Dikatakan darurat karena meski berbagai upaya telah dilakukan, ternyata untuk memutus mata rantai peredaran narkoba bukanlah hal yang mudah. Setiap satu pengedar berhasil dicokok aparat, dalam waktu yang sama ditengarai selalu muncul pengedar baru yang tak kalah agresif,” ujar Koordinator Komunitas Peduli Purwakarta (KPP), Munawar Kholil kepada Pasundan Ekspres, kemarin (24/7).
Menurutnya, iming-iming tawaran keuntungan yang luar biasa besar menjadikan bisnis ilegal ini selalu menyedot keterlibatan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
“Bahkan beratnya ancaman hukuman bagi pengedar narkoba, tampaknya tidak juga menyurutkan ulah mafia dan pengedar narkoba yang memahami benar besarnya keuntungan dari berbisnis ilegal mengedarkan narkoba,” tuturnya.
Kini, lanjut Kholil, yang menjadi korban dari peredaran dan penyalahgunaan narkoba diketahui telah merasuk ke berbagai kelompok dan level. Peredaran penggunaan narkoba tidak hanya terjadi dalam lingkungan kelompok yang terbatas seperti para penggiat aktivitas malam atau anak-anak muda urban yang bergaya hidup permisif.
“Bahwa korban narkoba kini telah merambah hingga pelajar, bahkan anak-anak sekolah dasar, ibu-ibu rumah tangga, dan berbagai kelompok yang selama ini dikenal sebagai kelompok masyarakat yang seharusnya berisiko rendah terpapar narkoba,” ujarnya.