Cimahi Sulit Buang Sampah

jabarekspres.com, CIMAHI – Beberapa hari setelah mendapatkan Piala Adipura, Pemkot Cimahi langsung mengeluh. Alasannya, Cimahi makin sulit untuk membuang sampah.

Kesulitan itu terjadi karena dipindahkannya Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) ke Legok Nangka. Sebab, kepindahan TPSA tersebut diprediksi akan menambah beban biaya oprasional hingga tiga kali lipat.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi Ade Ruhiat mengatakan, dengan pemindahan TPSA tersebut, akan menghabiskan anggaran pemerintah. Sebab, yang biasanya biaya pengangkutan hanya Rp 50 ribu per ton, kini pemerintah harus membayar Rp 100 ribu per ton. Itu belum termasuk biaya Bahan Bakar Minyak (BBM).

”Saat ini biaya operasional dapat ditekan karena TPSA tidak terlalu jauh. Sehingga biaya BBM juga tidak terlalu besar,” ujar Ade di ruang kerjanya, di Komplek Perkantoran Pemkot Cimahi, kemarin (4/8).

Merasa kesulitan menutupi biaya, Pemkot pun tak habis pikir. Mereka berharap masyarakat dapat membantu pemerintah. Dia mengimbau agar masyarakat bisa mengelola sampah dengan mau memilahnya sejak dari rumah.

Cara lain, kata dia, melibatkan berbagai pihak dan stakeholder yang bisa mengelola sampah.

”Bila itu bisa dijalankan, sangat dimungkinkan Kota Cimahi akan bebas sampah di waktu yang sudah ditargetkan,” bebernya.

Di tempat yang sama, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan B3 Dinas Lingkungan Hidup Djani Ahmad Nurjani menambahkan, saat ini DLH masih membutuhkan kendaraan operasional pengangkut sampah untuk menambah armada yang sudah ada.

”Saat ini kendaraan operasional baru 38 kendaraan. Kita butuh penambahan armada minimal lima kendaraan pengangkut sampah. Kendaraannya bisa kendaraan berat atau kendaraan kecil pengangkut sampah untuk menjangkau gang-gang kecil,” kata Djani.

Mengenai rencana penambahan armada, Djani mengatakan, jika tahun ini belum bisa untuk merealisasikannya. Namun dia mengaku, pihaknya sedang mengajukanny ke provinsi.

Dia menjelaskan, sebanyak 38 kendaraan  pengangkut sampah yang dimiliki oleh DLH rata-rata kendaraan lansiran 2003. Meski begitu, sebanyak 22 kendaraan sudah dilakukan peremajaan. Sedangkan sisanya 16 kendaraan masih laik jalan.

”Dalam sehari  hanya mampu mengangkut 200 ton sampah. Sisanya sebanyak 100 ton masih belum dapat terangkut. Kami masih membutuhkan kendaraan operasional pengangkut sampah agar pengakutan bisa maksimal,” pungkasnya. (ziz/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan