Tolak LGBT kian Kencang

bandungekspres.co.id – Puluhan mahasiswa yang tergabung dari pemuda dan mahasiswa Bandung raya melakukan aksi dengan menolak keras adanya lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) di Kota Bandung.

koordinasi aksi, Mashun mengatakan, pihaknya ingin agar pemerintah Kota Bandung merespon isu LGBT secara serius. ”ide-ide kebebasan dan HAM selalu menjadi senjata yang selau mereka gunakan,” katanya kepada Bandung Ekspres kemarin (19/2).

Menurutnya, dulu para pengidap LGBT tidak seberani sekarang menunjukkan identitasnya. Bahkan mereka meminta masyarakat Menerima kehadiran mereka dan menganggap LGBT sebagai sesuatu yang normal. Padahal, LGBT jelas-jelas bertentangan dengan kultur masyarakat Indonesia. Apalagi di dalam Islam sudah jelas-jelas melarang untuk menyukai sesama jenis dan tegas melarang LGBT.

Dalam aksi tersebut pihaknya menolak dengan tegas aktivitas dan kampanye LGBT. Dia menganggap LGBT merusak moral dan mengancam kelangsungan generasi. Pihaknya ingin berbagai komponen di tengah masyarakat baik penguas, tokoh agama, tokoh pendidik, media hingga pemuda dan mahasiswa untuk terlibat aktif dalam melawan dan menangkal LGBT.

Selain itu, pihaknya meminta kepada seluruh kaum muslimin untuk meninggalkan ide kebebasan dan HAM yang didiktekan Barat untuk menjadi dalih aktivitas dan Kampanye LGBT. ”Serta, kembali kepada syariat Islam untuk mengatur semua sendi kehidupan agar terwujud rahmatan lil’alamin,” ungkapnya.

Dia mengklaim, jumlah LGBT di Kota Bandung mencapai 17 ribu. Dikatakan olehnya, LGBT merupakan ancaman yang nyata dan mengundang azab sebagaimana yang telah menimpa kaum Nabi Luth. mereka menyampaikan koreksi terhadap pemkot berkaitan dengan pembangunan Kota Bandung.

”Jangan hanya berorientasi kepada pembangunan fisik tetapi juga harus dibarengi dengan pembangunan masyarakat yang berbasis akar akidah,” ungkap Mashun.

Mereka juga menyatakan siap bersinergi dengan Pemkot Bandung dalam pembinaan kepada kalangan pemuda dan mahasiswa. Sehingga Bandung tidak hanya juara tapi juga barokah. dia menekankan harus jadi Bandung Juara dan Bandung Barokah.

Di tempat yang berbeda, aktifis perdamaian Wawan Gunawan menjelaskan apalabila dilihat dari perspektif kewarganegaraan, hak-hak sebagai warga negara harus tetap dilindungi. Salah satunya, mendapatkan pendidikan yang layak dan rasa aman.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan