Eko Catat Hattrick Medali di Olimpiade

bandungekspres.co.id, RIO DE JANEIRO – Cabang olahraga angkat besi kembali menyumbangkan medali untuk kontingen Indonesia di Olimpiade Rio 2016. Lifter nasional paling kondang Eko Yuli Irawan, meraih perak pada kelas spesialisasinya 62 kilogram di Riocentro-Pavillon 2, Barra da Tijuca, Rio de Janeiro kemarin malam.

Eko mengikuti jejak Sri Wahyuni Agustiani yang sebelumnya mendulang perak pada kelas 48 kg putri. Capaian dua perak ini adalah prestasi terbesar angkat besi nasional di satu kali Olimpiade sepanjang sejarah.

Eko sendiri sukses mencetak hat-trick medali di Olimpiade. Sebelumnya di Beijing 2008 dan London 2012, lifter kelahiran Metro, Lampung ini mendapatkan perunggu. Belum ada satupun atlet Indonesia yang bisa menyamai pencapaian itu.

Emas nomor ini diraih lifter veteran Kolombia Oscar Albeiro Figueroa Mosquera. Atlet 33 tahun itu menjadi pria pertama dalam sejarah negerinya yang meraih emas Olimpiade. Tak heran, usai perlombaan, Figueroa menangis sesenggukan di atas panggung. Di sana, dia melepas sepatunya tanda pensiun.

Ribuan fans Kolombia yang memadati Riocentro-Pavilion 2 ikut berpesta pora. Mereka bernanyi-nyanyi, menari-nari, dan mengibarkan bendera Kolombia. Banyak fans yang memilih bertahan di arena sampai lampu dipadamkan, menikmati aura kemenangan yang meletup-letup.

Bahkan beberapa dari mereka sampai dikawal tentara keluar dari kompleks Riocentro karena enggan segera pulang. ”Peluang kami mendapatkan emas sangat terbatas. Hanya dari angkat besi dan mungkin BMX. Jadi rasanya luar biasa menjadi saksi sejarah hari ini,” ucap fans asal Bogota yang memakai jersey tim nasional sepak bola Kolombia, Mauricio Dorrado kepada Jawa Pos (Jabar Ekspres Group).

Sebaliknya, kubu Indonesia terlihat agak loyo. Sebab meski berhasil menaikkan prestasinya, namun peluang Eko untuk melesat mendapatkan emas sejatinya luar biasa besar. ”Kami gembira, bersyukur. Namun, rasanya ada yang kurang saja,” kata Ketua Umum PP PABBSI Rosan Perkasa Roeslani sambil memegang dadanya.

Memang, kans angkat besi untuk mendapatkan emas perdana dalam sejarah terbuka sangat lebar. Pertama, pesaing utama Eko, juara kelas 62 kg London 2012 asal Korea Utara Kim Un-guk terkena doping dan absen di Rio 2016.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan