Tuntut Pemerintah Realisasikan Deklarasi

SUMUR BANDUNG – Aksi demotrasi dilakukan puluhan mahasiswa dari lima organisasi. Di antaranya, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) , Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Mereka tergabung dalam Kelompok Cipayung Bandung. Aksi dimulai dari orasi yang dilakukan di depan Gedung Sate, kemudian berlanjut menuju Gedung Merdeka Bandung.

Ketua HMI Bandung Achyar Al- Rasyid mengungkapkan, para mahasiswa menginginkan para petinggi negara Asia Afrika tidak hanya menggelar acara seremonial. Tapi juga harus bisa mengaplikasikan spirit perjuangan para pencetus Konferensi Asia Afrika (KAA).

’’Artinya berorientasi pada kesejahteraan rakyat,’’ kata dia kepada wartawan di depan Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, kemarin (21/4).

Achyar menjelaskan, harus ada ketegasan agar bangsa Asia Afrika tidak lagi dijajah oleh kaum imperialis. Baik dari aspek ekonomi maupun intervensi politik. Sementara itu, kelompok Cipayung menuntut lima hal yang mencakup kedaulatan hukum dan realisasi deklarasi.

Menurut Achyar, selama ini masyarakat hanya dibuai dengan kemewahan. Dengan persoalan tata ruang, bukan soal spirit pembangunannya. ’’Hal inilah yang harus kita sampaikan. Opini rakyat bahwa kita ini harus mengeluarkan rakyat dari kemiskinan dan keluar dari intervensi asing,’’ ujar dia.

Menurut Dewi Amelia, juru bicara FPR, masih banyak pelanggaran HAM yang terjadi akibat campur tangan ‘asing’. Dia berharap dengan bertemunya 29 kepala negara Jumat (24/4) nanti, para pemimpin negara Asia-Afrika itu akan menciptakan kesejahteraan dan menjamin HAM rakyat di masing-masing negara.

Di luar itu, Dewi Amelia juga merasa miris dengan kondisi perempuan di Indonesia saat ini. Dia menyayangkan pemerintah yang tidak mampu menciptakan pekerjaan yang berpendapatan layak di dalam negeri. ’’Para perempuan Indonesia harus menjadi buruh di luar negeri karena tidak mendapat pekerjaan yang layak di negara sendiri,’’ pungkasnya.

Pantauan Bandung Ekspres di lapangan, aksi demo ini dijaga ketat oleh puluhan polisi dan TNI. Pasalnya, memang sudah ada larangan untuk tidak melakukan demo saat penyelenggaraan acara KAA berlangsung. Aksi demo juga diisi dengan pantomim dan orasi dari para mahasiswa.

Tinggalkan Balasan