Andy Murray Tersingkir dari US Open

[tie_list type=”minus”]Terburuk dalam Lima Tahun [/tie_list]

 

Pekik frustrasi, teriakan amarah, hingga f-word menggaung di sudut-sudut Louis Armstrong Stadium kemarin (8/9). Tepatnya saat Andy Murray menghadapi Kevin Anderson di babak keempat US Open. Jika ada yang mengira Anderson yang membuat letupan-letupan amarah itu, mereka salah. Murray-lah yang lepas kendali. Puncaknya, pada akhir set kedua, dia membanting raket hingga penyok.

Suasana emosional itu terjadi dalam laga berdurasi 4 jam 18 menit yang berakhir dengan kekalahan Murray. Unggulan ketiga tersebut menyerah kepada Anderson dengan skor 7-6 (7-5) 6-3 6-7 (2-7) 7-6 (7-0).

Murray benar-benar tidak bisa menyembunyikan kekesalan dalam konferensi pers setelah pertandingan. Dia ogah-ogahan menjawab pertanyaan wartawan. ’’Ya, tentu kalah seperti ini sangat mengecewakan,” ujar Murray sambil tangan bersandar di dagu.

Bukan hal biasa Murray sampai kehilangan kendali emosi. Tipikal aristokrat Skotlandia, dia cenderung sopan di lapangan. Nah, kalau Murray sampai marah-marah seperti kemarin, wajar juga. Sebab, itu merupakan hasil grand slam terburuk dia dalam lima tahun terakhir.

Sejak 2010, dalam 18 grand slam yang diikuti, Murray belum pernah gagal lolos ke perempat final. Sebaliknya, Anderson belum pernah melaju lebih dari babak keempat. Kemarin Anderson berhasil membalik situasi tersebut dengan performa supermeyakinkan.

Tidak hanya berbekal first serve yang prima. Tetapi, performa dia juga konsistensi sepanjang game yang membuat Murray kelelahan. Petenis asal Afrika Selatan itu tampil sangat perkasa di tie break set keempat. Dia tidak memberi Murray kesempatan mencuri satu angka pun. ’’Di set kedua saya merasa sudah menekan dia. Pada posisi break point 5-3, backhand saya tampanya masuk. Tapi, ternyata tidak,” curhat Murray sebagaimana dikutip BBC. ’’Ketika melawan petenis dengan level tinggi seperti dia (Anderson, Red), saya harus benar-benar membuat dia berpikir keras. Beri dia kesempatan untuk nervous,” imbuh dia.

’’Saya merasa berkali-kali mendapat kesempatan mematahkan servis dia, tapi tidak bisa memanfaatkannya. Ketika kamu melawan orang sebagus Anderson, tahu kan, susah banget,’’ tutur petenis 28 tahun itu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan