Warga Terminal Cicaheum Tolak Rencana Perubahan Fungsi Menjadi Depo BRT

Spanduk penolakan terpasang di jembatan penyeberangan orang di kawasan Terminal Cicaheum, Kota Bandung, Selasa
Spanduk penolakan terpasang di jembatan penyeberangan orang di kawasan Terminal Cicaheum, Kota Bandung, Selasa (9/12). Pedagang dan pekerja menolak alih fungsi Terminal Cicaheum menjadi depo Bandung Rapid Trans (BRT) serta mengkhawatirkan mengenai potensi kerugian ekonomi dan hilangnya mata pencaharian bagi para pelaku usaha angkutan umum, pedagang, dan pihak terkait lainnya yang selama ini menggantungkan hidupnya pada operasional terminal. Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

Sementara itu, Dudu (68), pedagang yang telah berjualan 30 tahun, mengaku masih bingung menentukan sikap. “Ya mengikuti pemerintah aja, saya masih bingung. Tapi kalau inginnya mah tetap berjualan di sini,” ujarnya.

Dudu merantau dari Tasikmalaya dan membuka warung kecil yang dulu mampu menghasilkan Rp200-250 ribu per hari. Kini, pendapatannya menurun. “Kalau sekarang paling sehari ngga lebih dari Rp100 ribu,” katanya.

Dia mengatakan isu perubahan fungsi terminal sudah lama terdengar, tetapi tidak pernah terwujud. Kini, wacana itu kembali memunculkan kekhawatirannya.

Baca Juga:Hutan Kritis, Ancaman Bencana Makin Nyata!Transportasi Jawa Belum Merata, Bandung Masuk Sorotan Soal Wacana Kereta Cepat ke Surabaya

Pemerintah berencana mengubah Terminal Cicaheum menjadi depo BRT atau Metro Jabar Trans (MJT). Sementara Terminal Tipe A Leuwipanjang tengah dipersiapkan sebagai pusat layanan bus lintas kota dan provinsi.

Dudu mengetahui Terminal Cicaheum direncanakan hanya diisi bus dalam kota jika menjadi depo BRT. “Harapannya ingin tetap di sini. Terminal Cicaheum jangan berubah,” pungkasnya.

Laman:

1 2
0 Komentar