PDI Perjuangan Jabar Nyatakan Aksi Nyata Atasi Krisis Lingkungan

PDI Perjuangan Jabar
Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar, Ono Surono di sela-sela FGD di Sekretariat DPD PDI Perjuangan Jabar, Sabtu (6/12/2025).
0 Komentar

BANDUNG – Keprihatinan mendalam atas rentetan bencana alam yang melanda Indonesia, termasuk banjir bandang di Aceh dan Sumatera hingga longsor dan banjir di Jawa Barat sendiri, mendorong DPD PDI Perjuangan Jawa Barat menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Sabilulungan Ngarawat Bumi” atau Gotong Royong Merawat Bumi.

Acara yang digelar di Sekretariat DPD PDI Perjuangan Jabar, Sabtu (6/12/2025), menghadirkan para pakar lingkungan, aktivis, perwakilan Walhi, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, serta akademisi.

Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Ono Surono, menegaskan bahwa bencana yang terus berulang bukan sekadar musibah alam, melainkan akibat dari kerusakan lingkungan yang sudah sangat kritis.

Baca Juga:Pemkab Bandung Raih Paritrana Award 2024 Tingkat Jabar Kategori Kabupaten Kota5.000 Peserta Mainkan Angklung Serentak di UPI, Jabar Rayakan 15 Tahun Warisan UNESCO

“Hampir setiap hari kita mendengar banjir di Cililin, Baleendah, Dayeuhkolot, Sukabumi, dan banyak daerah lain di Jabar. Kondisi ini mirip dengan yang terjadi di Sumut, Sumbar, bahkan Malang. Ini bukan kebetulan, tapi konsekuensi dari lahan kritis yang terus meluas,” tegasnya.

Menurut data Walhi Jawa Barat yang dikutip Ono, hanya 20 persen hutan di Jabar yang masih utuh. Artinya, 80 persen sisanya berada dalam kondisi rusak berat. Program reboisasi dan rehabilitasi lahan kritis yang telah berjalan puluhan tahun ternyata belum mampu menekan angka kerusakan, malah cenderung semakin parah. “Ini menunjukkan ada yang salah dalam pendekatan dan eksekusi program selama ini,” ujar Ono.

Yang lebih memprihatinkan, alokasi anggaran lingkungan hidup dalam APBD Jawa Barat 2026 hanya 0,46 persen-angka yang sangat kecil dan mayoritas digunakan untuk penanganan dan pemulihan pasca-bencana, bukan pencegahan.

“Anggaran pencegahan dan mitigasi hampir tidak ada. Padahal, mencegah jauh lebih murah dan efektif daripada terus-menerus memadamkan kebakaran setelah rumah terbakar,” kritik Ono yang juga Wakil Ketua DPRD Jabar ini.

Melalui FGD ini, PDI Perjuangan ingin bergerak dari sekadar wacana ke aksi nyata. “Kami tidak lagi ingin bicara data dan konsep yang sudah bagus-bagus di atas kertas. Kami ingin tahu aksi konkret apa yang harus dilakukan partai politik, khususnya PDI Perjuangan, dengan segala kekuatan legislatif dan kepala daerah kami di 27 kabupaten/kota se-Jabar,” tegasnya.

0 Komentar