RCMP Kanada Batasi Penggunaan Drone Buatan China karena Risiko Keamanan Tinggi

RCMP Kanada Batasi Penggunaan Drone Buatan China karena Risiko Keamanan Tinggi
Ilustrasi drone (SUMBER FOTO: Freepik/diana.grytsku)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Polisi Berkuda Kanada (RCMP) memutuskan untuk membatasi penggunaan drone buatan China setelah menilai perangkat tersebut memiliki risiko keamanan yang signifikan. Informasi ini disampaikan melalui laporan CBC pada Selasa.

Dalam pernyataan tertulis kepada Komite Keamanan Nasional Senat, RCMP menjelaskan bahwa mereka akan mengurangi penggunaan sebagian besar sistem pesawat tanpa awak (RPAS) asal China. Keputusan ini diambil karena adanya kekhawatiran mendalam terkait keamanan data dan asal-usul perangkat.

Dari total 1.230 unit RPAS yang dimiliki RCMP, 973 di antaranya atau sekitar 80 persen merupakan produk China. Mulai sekarang, drone tersebut hanya akan dipakai untuk misi yang tidak sensitif.

Baca Juga:Amerika Serikat Resmi Pimpin G20 2026, Fokus pada Pertumbuhan Ekonomi dan InovasiHonda CB 350: Motor Retro Modern Populer di India, Akankah Hadir di Indonesia?

Para ahli yang dikutip dalam laporan menyatakan bahwa isu terbesar dari penggunaan drone buatan China berkaitan dengan kerentanan pada sistem komunikasi dan transmisi data, sehingga menimbulkan potensi risiko keamanan.

Meski demikian, mengganti armada drone tersebut bukanlah hal yang mudah. RCMP memperkirakan bahwa menggantikan 973 unit RPAS akan memakan biaya sekitar 30 juta dolar Kanada (sekitar 21,4 juta dolar AS atau 355 miliar rupiah). Harga drone non-China disebut hampir dua kali lebih mahal, yakni rata-rata 25.000 dolar AS per unit (sekitar 415 juta rupiah).

Saat ini, RCMP mengandalkan 232 drone buatan Prancis, Amerika Serikat, dan Belgia untuk menjalankan operasi yang bersifat sensitif. Menariknya, laporan tersebut juga menyebutkan bahwa RCMP tidak menggunakan satu pun drone buatan Kanada.

0 Komentar