JABAR EKSPRES – NATO dan Ukraina pada Rabu resmi memperkenalkan UNITE-Brave NATO, sebuah program kolaboratif yang bertujuan mempercepat pengembangan teknologi pertahanan mutakhir di medan perang sekaligus meningkatkan kemampuan kerja sama antara militer Ukraina dan negara-negara sekutu.
Dalam keterangan resminya, NATO menyebut inisiatif ini sebagai kerangka kerja perdana yang secara khusus dirancang untuk memperluas penerapan berbagai teknologi militer yang telah memiliki purwarupa dan melewati tahap pengujian.
Program ini akan dikoordinasikan dari Kiev melalui Brave1, klaster teknologi pertahanan Ukraina. Di sisi lain, Badan Komunikasi dan Informasi NATO akan bertugas mengelola tahap pertama dari proses pendanaan kompetitif.
Baca Juga:Seminar Policy Brief PKN II 2025 Tekankan Kolaborasi untuk Ketahanan Pangan Nasional8 Rekomendasi HP RAM 16 GB Terbaik dan Terpopuler Tahun 2025
Pada fase pendanaan awal, fokus utama akan diberikan pada pengembangan perangkat inovatif untuk menghadapi drone musuh, memperkuat sistem pertahanan udara, serta mengamankan komunikasi pasukan di garis depan—tiga aspek yang dinilai sangat mendesak dalam situasi pertempuran saat ini.
Tim perusahaan dari Ukraina maupun negara sekutu dipersilakan mengajukan proposal guna memperebutkan total dana hibah sebesar €10 juta (sekitar Rp 192,8 miliar). Pendaftaran akan dilakukan secara daring dalam beberapa minggu ke depan dengan batas pengajuan hingga Februari 2026.
Apabila tahap awal ini berjalan dengan hasil yang positif, jumlah pendanaan diproyeksikan meningkat menjadi €50 juta (sekitar Rp 964,1 miliar) pada 2026. Dukungan dari NATO akan bersumber dari Paket Bantuan Komprehensif untuk Ukraina, sementara Kementerian Transformasi Digital Ukraina akan menyediakan pendanaan yang setara.
Dalam pertemuan di Kiev, Wakil Sekretaris Jenderal NATO, Radmila Shekerinska, menyatakan bahwa program ini akan membantu memenuhi kebutuhan mendesak di medan perang serta memberi kesempatan bagi NATO untuk memperoleh wawasan langsung dari pengalaman Ukraina.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Pertama Ukraina sekaligus Menteri Transformasi Digital, Mykhailo Fedorov, menegaskan bahwa kemitraan ini akan mempercepat lahirnya teknologi pertahanan generasi baru dan memperkuat interoperabilitas dengan negara-negara sekutu.
Fedorov juga menekankan bahwa upaya ini akan mendukung pembangunan sistem pertahanan yang lebih kuat, fleksibel, dan maju secara teknologi di kawasan Euro-Atlantik.
Pemenang kompetisi pendanaan tahap pertama dijadwalkan diumumkan pada musim semi 2026 dalam Forum Inovator Pertahanan NATO-Ukraina edisi kedua. NATO menambahkan bahwa rincian untuk fase lanjutan program akan dipublikasikan sepanjang tahun 2026.
