DESA Mekarlaksana memiliki beragam laku hidup penuh tradisi. Di sana, orang-orang tak hanya berkebun dan bertani, tetapi sembari menghidupi diri sepenuhnya dengan menjalankan usaha kerajinan tangan, meracik minuman herbal, serta merawat seni tradisional. Semua merekah. Sejak lama. Jauh sebelum membicarakan desa wisata.
Muhamad Nizar, Kabupaten Bandung
Sena masih ingat betul saat memilih pijakan yang tepat di sepanjang pematang sawah. Kaki tak beralaskan sepatu. Ia baru selesai nandur. Menanam padi secara mundur. Itu merupakan salah satu rangkaian kegiatan di Desa Wisata Mekarlaksana, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung bagi para wisatawan dari rombongan SMP Percikan Iman Boarding School, pada Kamis (30/10) lalu.
“Tadi bercengkrama juga sama petani. Yang paling berkesan pas belajar menanam padinya itu yang benar-benar baru,” ungkap pelajar berusia 14 tahun itu kepada Jabar Ekspres, di Kampung Cilopang, Desa Wisata Mekarlaksana, pada Kamis siang.
Baca Juga:Lebih Pintar Tapi Tak Laku, Gen Z Jadi Pengangguran Terbanyak di JabarInvestasi Deras, Tenaga Kerja Seret: Pengangguran Jabar Tembus 1,78 Juta Orang
Cuaca mendung tak membuat mereka murung. Para pelajar bersuka cita. Termasuk Sena. Terlebih lagi disaat mempelajari kerja-kerja bertani sekaligus menikmati edukasi wisata. “Terus kayak wah banget gitu. Di sini juga orangnya ramah-ramah juga. Jadi bisa santai lah, nggak tegang-tegang banget,” ucapnya sumringah.
Desa Wisata Mekarlaksana memang sengaja menawarkan pengalaman tersebut. Para wisatawan dapat merasakan langsung bertani di lahan pertanian. Hingga merasakan suasana pedesaan. Pegiat desa sama sekali tidak berusaha menciptakan wisata, melainkan menyuguhkan sesuatu yang sudah mengakar sejak lama. Tak pula berusaha memoles secara mengada-ada. Apa adanya.
Nilai-nilai itupun tersampaikan bagi wisatawan. Salah satu guru SMP Percikan Iman Boarding School, Dwina Nurul bilang, mereka bersyukur memilih Mekarlaksana sebagai tujuan program tahunan sekolah. Saba Desa. Berbeda jauh dengan destinasi desa wisata yang tahun lalu mereka kunjungi, edukasi persawahan dan perkebunan dapat memantik jiwa eco-preneur siswanya.
Ia pun mengaku, selain keasrian dan keseharian lokal desa, para pemandu wisata yang didominasi anak-anak muda Mekarlaksana, membuat kegiatan lebih santai. Tak begitu formal. Tak begitu kaku. Pemberdayaan warga lokal itu, menurutnya, lantas mesti dipertahankan pengelola desa wisata.
