JABAR EKSPRES — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memastikan bahwa ketersediaan beras berada dalam kondisi aman, bahkan diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat hingga enam bulan ke depan.
Kepastian ini menjadi kabar menenangkan di tengah kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan akibat cuaca ekstrem yang mulai terjadi menjelang akhir tahun.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, mengatakan bahwa hasil pemantauan lapangan menunjukkan distribusi beras berjalan lancar dan stok cadangan masih sangat memadai.
Baca Juga:Dorong Aglomerasi Solo Raya, Gubernur Ahmad Luthfi Raih Penghargaan Cita Loka Fest 2025!Jangkau 706 Desa, Program Speling Ahmad Luthfi Bisa Diterapkan Secara Nasional!
“Untuk bulan Oktober dan November ini kami sudah mulai menyalurkan sebagian cadangan pangan daerah. Namun secara keseluruhan, kondisi stok beras masih sangat mencukupi. Berdasarkan proyeksi, ketersediaan beras di Kota Bandung masih aman hingga enam bulan mendatang,” jelas Gin Gin, Kamis (6/11/2025).
Ia menambahkan, ketahanan stok beras yang kuat tahun ini tak lepas dari sinergi antara Pemkot Bandung dan Perum Bulog, yang tetap melakukan penyerapan gabah petani secara masif di berbagai daerah.
Menurutnya, tahun 2025 menjadi salah satu periode dengan cadangan beras terbanyak dalam sejarah Bulog, baik secara nasional maupun di tingkat regional Jawa Barat.
“Secara nasional, stok beras Bulog saat ini mencapai antara 3 hingga 4 juta ton. Jumlah itu termasuk yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, kondisi gudang penyimpanan Bulog kini hampir penuh karena volume beras yang tersimpan meningkat signifikan,” ungkapnya.
Dengan kondisi tersebut, lanjut Gin Gin, Bulog kini tengah berkoordinasi dengan Pemkot Bandung untuk mencari gudang tambahan di sekitar Bandung Raya. Langkah ini dilakukan agar penyimpanan dan distribusi beras tetap efisien serta tidak mengganggu proses penyaluran ke masyarakat.
“Teman-teman Bulog sudah menjajaki beberapa titik lokasi untuk gudang tambahan. Kami ikut membantu mencarikan lahan yang strategis agar proses logistik tetap lancar,” imbuhnya.
Gin Gin juga menjelaskan bahwa kebijakan Bulog dalam menyerap hasil panen petani menjadi faktor penting yang menjaga stabilitas harga di tingkat hulu. Dengan penyerapan hasil panen yang optimal, petani tetap mendapatkan keuntungan yang layak, sementara pemerintah memiliki cadangan pangan yang kuat untuk menghadapi situasi darurat, termasuk fluktuasi cuaca dan potensi bencana alam.
