JABAR EKSPRES – Satu ruang kelas di SMP Pasundan 1 Bandung ambruk pada Senin (3/11) siang, menyebabkan tujuh orang terluka. Enam di antaranya siswa, dua laki-laki dan empat perempuan, serta satu orang pegawai bangunan di sekolah.
Kepala SMP Pasundan 1, Nana Mulyana, mengatakan peristiwa terjadi saat pergantian jam pelajaran. Saat itu, sebagian siswa baru saja keluar dari laboratorium komputer dan hendak masuk ke ruang kelas.
“Itu sedang menunggu pergantian jam, siswa yang ada di ruangan itu habis dari ruangan lab komputer. Baru sebagian ke ruangan itu, sebagian masih di lab komputer. Di dalam sudah ada guru menunggu,” kata Nana saat ditemui wartawan di lokasi.
Baca Juga:Buka Suara Isu OTT, Wawalkot Tegaskan hanya Sebagai SaksiDugaan Penyalahgunaan Kewenangan di Lingkungan Pemkot, Wali Kota Bandung Buka Suara
Nana menjelaskan, ruang yang ambruk merupakan kelas yang digunakan bersama oleh SMP Pasundan 1 dan SMP Pasundan 2. Menurutnya, bangunan tersebut sebelumnya tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan serius.
“Itu terlihat seperti tidak apa-apa. Mungkin karena sudah hujan beberapa hari, kemudian berat dan terjadi seperti itu,” jelasnya.
Dia menambahkan, pihak sekolah sebenarnya telah merencanakan pengajuan perbaikan bangunan tersebut pada tahun 2026. “Kondisi itu kami mau mengajukan (perbaikan) di 2026. Enggak ada tanda-tanda rusak,” kata Nana.
Setelah kejadian, seluruh korban langsung dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit. “Sekarang alhamdulillah sudah ditangani dan dievakuasi, dibawa ke rumah sakit. Alhamdulillah lima orang sudah pulang, dua perawatan,” sambungnya.
SMP Pasundan 1 memiliki 660 siswa, sementara SMP Pasundan 2 yang berbagi kompleks sekolah memiliki 460 siswa. Saat terjadinya peristiwa, siswa Pasundan 1 masih dalam persiapan belajar mengajar di ruang kelas itu.
Hingga sore hari, polisi masih memeriksa sejumlah guru untuk dimintai keterangan terkait kronologi ambruknya bangunan tersebut. “Guru sekarang sedang dipanggil polsek (ditanya kronologis),” pungkasnya.
