JABAR EKSPRES – Musim hujan panjang mulai menekan stabilitas pangan di Kota Bandung. Sejumlah komoditas tercatat mengalami kenaikan harga dalam dua pekan terakhir. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung menyebut gangguan terjadi dari hulu hingga distribusi.
Kepala DKPP Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengakui, sejumlah komoditas pangan memang alami gangguang. “Memang kalau secara umum, produk di pertanian terganggu, baik dari produksi, maupun dari sisi distribusi,” katanya kepada Jabar Ekspres, baru-baru ini.
Dia menyebut ketergantungan Bandung terhadap pasokan dari luar daerah membuat distribusi menjadi isu penting. “Apalagi Bandung ini dominan mendatangkan dari luar, jadi masalah-masalah distribusi menjadi penting,” ujarnya.
Baca Juga:Kemiskinan di Kota Metropolitan, Bandung Masih Dihantui KetimpanganHarga Pangan Melonjak, Disdagkoperin Jawab Tuduhan Pedagang Soal Pasokan Dicarter MBG
Ayam dan telur jadi dua komoditas yang paling terasa naik. Menurutnya, distribusi ayam beberapa hari kemarin pun, memang sedikit berkurang. Karena selain pengaruh harga dan permintaan, cuaca kali ini berpengaruh.
Namun dia memastikan, pasokan mulai membaik meski harga masih tinggi. “Sekarang sudah mulai supply sudah mulai agak cukup, harga pun masih agak terkendali, walaupun masih mungkin tinggi di harga Rp39 ribu,” jelasnya.
Sementara menurutnya, kondisi telur mengalami kenaikan serupa. “Kalau telur dengan ayam yang sama, salah satunya karena faktor produksi dari tingkat atau peternakan tinggi. Harga ayam tinggi, harga pakan tinggi, dan supply yang kurang,” kata Gin Gin.
Cuaca basah juga menyerang tanaman hortikultura. Dia menuturkan, komoditi seperti cabai merah, serta komoditas lain yang kerap memicu inflasi saat ini jadi perhatian pihaknya.
“Produksi memang relatif berkurang karena cuaca. Kebutuhan, bahkan nanti mungkin menjelang Nataru itu juga akan kita antisipasi,” katanya.
Sejauh ini, guna antisipasi DKPP telah menyebarkan program tanam serentak di 30 kecamatan. Upaya stabilisasi terus ditempelkan pada kegiatan publik.
“Gerakan pangan murah dan semacam bazar sering dilakukan. Seperti bazar ikan yang hari ini juga kan, makanya setiap event itu kita tempelkan dengan gerakan pangan murah, khususnya untuk subsidi barang-barang yang mahal,” ujarnya.
