JABAR EKSPRES – Puluhan santri mendatangi rumah anggota Komisi VIII DPR RI, Atalia Praratya, di Jalan Gunung Kencana Nomor 5, Kelurahan Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, Selasa (14/10).
Pantauan di lokasi, aparat kepolisian sudah berjaga di sekitar rumah sejak pukul 08.00 WIB. Beberapa orang terlihat keluar dari dalam rumah tersebut. Massa tiba sekitar pukul 15.00 WIB dengan mengenakan pakaian khas santri, seperti peci dan sarung.
Mereka membentangkan sejumlah spanduk bertuliskan nada protes, antara lain “Pecat Atalia”, “Peduli Keluarga Korban”, dan “Tegakkan Keadilan”.
Baca Juga:Persib Bawa Mental Juara ke Sleman, Fokus Asah Taktik Hadapi PSBS BiakTuntas, Pemprov Jateng Beri Bantuan 1.000 Sambungan Listrik Gratis pada 2025
Koordinator Aliansi Forum Santri Nusantara Bandung Raya, Riki Ramdan Fadilah, mengatakan aksi ini merupakan respons atas pernyataan Atalia terkait pembangunan ulang Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo, yang sebelumnya roboh hingga menelan korban jiwa.
Atalia diketahui meminta agar usulan pembangunan ulang menggunakan dana APBN dikaji secara matang. Pernyataan itu, kata Riki, menimbulkan kegaduhan di kalangan santri.
“Meminta Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia untuk memecat Ibu Atalia Praratya dari anggota DPR RI, karena pernyataannya telah menimbulkan kegaduhan dan dinilai bertentangan dengan prinsip keadilan sosial serta konstitusi,” kata Riki di sela aksi, Selasa (14/10).
Riki juga menuntut agar Atalia membuat klarifikasi dan permintaan maaf secara terbuka kepada publik dan seluruh komunitas pesantren di Indonesia.
Hal itu menyusul pernyataannya yang dianggap menyinggung perasaan umat dan keluarga korban insiden Al-Khoziny.
Selain itu, pihaknya mendesak Komisi VIII DPR RI untuk menyusun Kebijakan Nasional Keselamatan Pesantren (National Santri Safety Framework) yang melibatkan Kementerian Agama, Kementerian PUPR, dan BNPB.
Kebijakan tersebut, kata Riki, diharapkan dapat mencegah tragedi serupa tanpa mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pesantren.
Baca Juga:Cerita Ruang Ganti Memanas hingga Drama Dua Kartu Merah untuk Timnas IndonesiaRapat Exco PSSI Bahas Nasib Patrick Kluivert Tertunda
“Mendesak pemerintah dan DPR untuk memastikan hak-hak korban tragedi Al-Khoziny, meliputi santunan keluarga korban dan bantuan medis dan psikososial bagi santri yang selamat,” ujar Riki.
