JABAR EKSPRES – Lebih dari 1.200 keluarga di Sudan terpaksa meninggalkan rumah mereka setelah banjir besar melanda Kota Bahri, yang terletak di Negara Bagian Khartoum, menurut laporan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) pada Minggu (5/10).
Dalam pernyataannya, badan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu mengungkapkan bahwa banjir telah merusak sebagian besar rumah warga, dengan lima rumah dilaporkan hancur total.
Selain itu, banyak penduduk lain memilih mengungsi lebih awal untuk menghindari kemungkinan kerusakan yang lebih parah akibat meluapnya air. Sebagian besar dari mereka kini mengungsi ke kawasan masyarakat sekitar yang masih relatif aman.
Baca Juga:Rekomendasi Build Flins Tanpa Ineffa: Masih OP!Sirkuit Mandalika Kembali Cetak Juara Baru di MotoGP 2025
Banjir kali ini dipicu oleh kenaikan debit air Sungai Nil dan anak-anak sungainya, termasuk Sungai Nil Putih yang bermula dari Danau Victoria, serta Sungai Nil Biru yang mengalir dari Dataran Tinggi Ethiopia. Fenomena tersebut menyebabkan meluapnya air di berbagai wilayah Sudan dan menimbulkan kerusakan luas.
Berdasarkan data resmi pemerintah Sudan, lebih dari 125.000 warga telah terdampak oleh hujan deras dan banjir sejak 30 Juni 2025. Periode ini bertepatan dengan musim hujan tahunan yang berlangsung antara Juni hingga Oktober, yang hampir setiap tahun menimbulkan banjir besar di sejumlah daerah Sudan.
Namun, situasi kali ini menjadi lebih sulit karena banjir melanda di tengah konflik bersenjata antara militer Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF) — sebuah kelompok paramiliter yang terlibat dalam perang internal sejak April 2023.
Pertikaian tersebut telah menyebabkan ribuan korban jiwa serta membuat jutaan orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
Dengan kondisi tersebut, krisis kemanusiaan di Sudan semakin memburuk. Warga kini menghadapi ancaman ganda, yakni konflik bersenjata dan bencana alam.
Banyak pihak internasional, termasuk lembaga-lembaga bantuan kemanusiaan, menyerukan dukungan darurat bagi para korban banjir agar dapat bertahan di tengah situasi yang kian memprihatinkan.*
SUMBER: ANTARA
