Gempa Beruntun Guncang Sukabumi, BMKG: Dipicu Aktivitas Sesar Aktif, Bukan Geothermal

ilustrasi gempa. NET
ilustrasi gempa. NET
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Rangkaian gempa bumi yang mengguncang wilayah Sukabumi dalam beberapa hari terakhir dipastikan dipicu oleh aktivitas sesar aktif, bukan karena pengeboran geothermal seperti yang dikhawatirkan sebagian masyarakat.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas III BMKG Sukabumi, Agung Saptaji, menjelaskan bahwa pihaknya hingga kini masih mendalami sebaran gempa yang terjadi.

“Untuk sementara penyebab gempa masih karena sesar aktif. Belum spesifik sesar apa, karena kami masih mempelajari sebaran gempa tersebut,” katanya, Selasa (23/9).Agung menyebut gempa bermagnitudo 4,0 yang terjadi pada Sabtu malam memiliki mekanisme pergerakan mendatar (strike-slip fault).

Baca Juga:Nikmati Pemandangan Gunung Tangkuban Perahu Lewat “Mountain Gateway Package” dari ibis Bandung PasteurLewat “A Legacy of Love”, Sun Life Indonesia Gelar Bright Talk Spesial 

“Secara pergerakan mekanisme gempa, pergerakan gempa bumi M4,0 kemarin malam dengan mekanisme mendatar,” ujarnya.Ia menambahkan, BMKG akan terus melakukan pemantauan dalam beberapa hari ke depan guna memastikan informasi yang lebih akurat.

“Mungkin dalam beberapa hari ke depan masih kita pantau dulu untuk kehati-hatian,” katanya.Bantah Terkait Aktivitas Geothermal

Menanggapi isu yang beredar di masyarakat terkait kaitan antara aktivitas gempa dan pengeboran di kawasan Gunung Salak, Agung menyatakan tidak ada bukti yang mendukung dugaan tersebut.

“Banyak yang mengaitkan kegempaan yang terjadi dengan aktivitas geothermal. Namun kami dari BMKG tidak memiliki data terkait aktivitas geothermal yang dilakukan perusahaan, sehingga tidak bisa menyimpulkan apakah ada kaitannya,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa berdasarkan analisis sementara, gempa berasal dari aktivitas tektonik di sekitar Pegunungan Halimun-Salak.

“Kalau saya pribadi bukan dari sana, tetapi dari aktivitas tektonik di sekitar Pegunungan Halimun-Salak. Untuk sementara kami masih menyimpulkan disebabkan aktivitas sesar aktif,” tungkasnya.

Sementara itu, Direktur Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, turut mengungkapkan hasil analisis pusat terkait gempa utama di wilayah Sukabumi dan sekitarnya.

Baca Juga:PGN Ajak Jurnalis Naik Taksi BBG dalam Roadshow AJP 2025 Teritori JatimbalinusKapolresta Bandung Resmi Jadi Dewan Penasehat dan Bapak Angkat Komunitas Ojol Samawana Jabar

“Jenis gempa yang terjadi adalah gempa tektonik kerak dangkal yang dipicu aktivitas sesar aktif,” kata Daryono dikutip dari akun resmi media sosialnya.

Ia menjelaskan, gempa berkekuatan magnitudo 4,0 terjadi pada Sabtu (20/9) pukul 23.47 WIB, dengan kedalaman hiposenter 7 km. Episenter gempa berada di darat, tepatnya di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi.

0 Komentar