Soroti Potensi Dampak Buruk Terhadap Perekonomian, Ekonom Dorong Percepatan Penanganan Gejolak Demo

Soroti Potensi Dampak Buruk Terhadap Perekonomian, Ekonom Dorong Percepatan Penanganan Gejolak Demo
Ilustrasi ratusan buruh melakukan aksi di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (28/8). Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Ekonom Universitas Pasundan (Unpas) Acuviarta Kartabi mendorong pemerintah bertindak cepat meredam gejolak demo di Tanah Air, agar hal tersebut tidak berdampak buruk pada perekonomian.

Acuviarta menguraikan, akai demontrasi apalagi yang berkepanjangan tentu tidak sehat, termasuk dampak pada sektor perekonomian. “Memang kalau demontrasi jika berkepanjangan tidak baik juga,” katanya, Kamis (4/9/2025).

Ia melanjutkan, dalam jangka pendek dampak itu juga telah nampak, misalnya terkait geliat ekonomi di simpul-simpul aksi demo. Seperti tempat makan di sekitar DPRD Jabar yang ikut rusak, belum juga pelaku UMKM yang terdampak.

Baca Juga:Polda Jabar Selidiki Dalang Kerusuhan dalam Aksi Demo di Bandung‎Di Tengah Gelombang Demo, Polri dan TNI Malah Gelar Makan Malam di Gedung DPR RI ‎

Jika terus dibiarkan maka kondisi itu akan menimbulkan sentimen negatif sektor ekonomi. “Jangka panjang pasti ini bisa menimbulkan sentimen negatif kalau kemudian tidak berkesudahan,” katanya.

Beberapa indikator ekonomi juga telah menunjukkan gejalanya, misalnya IHSG yang ambruk 2,69 persen pada pembukaan Senin (1/9) lalu.

Acuviarta berharap pemerintah bisa bertindak cepat meredam gejolak di Tanah Air. Misalnya komunikasi intens dengan masyarakat atau mahasiswa yang tengah menyuarakan aspirasi, hingga membangun kesepakatan yang baik atas aspirasi yang disuarakan.

Jangan sampai nanti ekonomi makro makin tergencet hingga mempengaruhi ekspor impor. Termasuk minat investor untuk berinvestasi ke Tanah Air.

Di sisi lain, BPS mencatat bahwa nilai ekspor Jawa Barat Juli 2025 mencapai USD 3,51 miliar atau naik 5,28 persen dibanding ekspor Juli 2024. Sementara nilai impor Jawa Barat Januari-Juli 2025 mencapai USD 7,06 miliar atau turun 4,71 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. (son)

0 Komentar