Kenaikan Harga Sembako Buat Pedagang di Cimahi Gigit Jari, Omzet Merosot

Salah Seorang Pedagang di Pasar Cimindi yang Terlihat Sepi Pembeli (Dok: Jabar Ekspres)
Salah Seorang Pedagang di Pasar Cimindi yang Terlihat Sepi Pembeli (Dok: Jabar Ekspres)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Lonjakan harga kebutuhan pokok kembali menekan aktivitas perdagangan di pasar tradisional Kota Cimahi.

Kenaikan harga yang terjadi pada komoditas utama seperti telur ayam, minyak goreng, hingga beras, membuat pedagang di Pasar Cimindi dan Pasar Atas Baru mengeluhkan turunnya jumlah pembeli.

Kondisi ini dinilai semakin mengkhawatirkan karena penjualan kian lesu meskipun stok barang relatif aman.

Baca Juga:Bandung Belum Beranjak dari Kategori Nindya dalam Kota Layak AnakMau Rambut Kuat dan Indah? Coba 5 Rekomendasi Vitamin Rambut Lokal Ini

Pantauan di lapangan menunjukkan harga sebagian sayuran dan bawang-bawangan masih stabil.

Namun gejolak sempat terjadi pekan lalu ketika harga bawang merah naik tajam dari Rp30.000 per kilogram menjadi Rp45.000 per kilogram. Saat ini harga kembali normal, memberikan sedikit kelegaan bagi pedagang.

Kusnadi (54) salah seorang pedagang sayuran di Pasar Cimindi, mengaku bersyukur situasi berangsur membaik.

“Sekarang harga barang cukup stabil, tidak ada kenaikan. Hanya minggu lalu saja bawang merah sempat naik dari Rp30.000 menjadi Rp45.000 per kilogram. Sekarang sudah kembali normal,” ujarnya, Jumat (29/8/2025).

Meski demikian, situasi berbeda terjadi pada komoditas beras, telur ayam, dan minyak goreng. Dadang (44) pedagang sembako, menegaskan kenaikan terjadi hampir setiap hari.

“Telur ayam naik dari Rp26.000 menjadi Rp28.000 per kilogram. Minyak goreng juga naik sekitar Rp1.000–Rp2.000 per karton,” ungkapnya.

Beras pun ikut terkerek, meski kenaikannya terbilang tipis. Meskipun kenaikannya memang kecil, sekitar Rp100–Rp200 per kilogram.

Baca Juga:RUPSLB Tetapkan Pengurus Baru, PGN Mantapkan Langkah Strategis di Ekosistem Gas Bumi NasionalKomisi III Belum Diajak Membahas Resmi Pembentukan Super Holding BUMD

“Tapi itu cukup memengaruhi pembeli yang semakin berhati-hati dalam belanja,” tambah Dadang.

Saat ini, harga beras termurah di Pasar Cimindi mencapai Rp13.000 per kilogram, sementara beras premium sudah menembus Rp16.000 per kilogram.

Kenaikan harga ini membuat omzet pedagang merosot signifikan. Konsumen cenderung menahan belanja atau mengurangi jumlah pembelian.

Beberapa pedagang menduga faktor cuaca yang tidak menentu serta tingginya harga di tingkat pemasok menjadi pemicu utama.

Unan (49) pedagang sayuran lainnya, mengaku sedikit tenang karena jalur distribusi tetap lancar.

“Biasanya stok saya didatangkan langsung dari Pasar Caringin. Jadi ketersediaan barang relatif aman,” jelasnya.

Namun untuk sembako seperti beras dan minyak goreng, pedagang mengaku sulit menekan harga karena sepenuhnya bergantung pada pemasok.

0 Komentar