Aktivitas di TPPAS Legok Nangka Masih Zonk tapi Biaya Pemeliharaan Tetap Ada 

Aktivitas di TPPAS Legok Nangka Masih Zonk tapi Biaya Pemeliharaan Tetap Ada 
Truk pengangkut sampah menuju TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat yang kini kondisinya sudah overload. (Foto: Suwitno/Jabar Ekspres)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Realisasi aktivasi TPPAS Legok Nangka sampai saat ini belum ada titik terang. Berdasarkan pantauan langsung, belum ada aktivitas apapun di lahan seluas 82,5 hektare itu.

Kegiatan pemrosesan atau pengelolaan sampah dengan konsep waste to energy juga tidak tampak, dari gerbang masuk menuju tempat pembuangan landfill sekira berjarak 2 kilometer dengan kondisi jalan menanjak.

Tempat pembuangan lebih mirip seperti cekungan raksasa di permukaan bumi. Sedangkan tempat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), posisinya berada di bawah. Tidak telalu jauh jaraknya dengan lokasi pertama.

Baca Juga:Belum Jelas Kelanjutannya, Proyek TPPAS Legok Nangka Telan Anggaran Rp3,19 Triliun Sudah 3 Periode Gubernur Jabar, TPPAS Legok Nangka Hanya Janji Belaka!

IPAL di TPPAS Legok Nangka terlihat kering, menandakan selama ini belum ada pemrosesan atau pengolahan. Terdapat delapan bak penampungan berbentuk persegi panjang, masing-masing punya kedalaman empat meter.

TPPAS Legok Nangka berada di wilayah perbatasan antara Kabupaten Bandung dan Garut dengan mencapai 2.131 ton per hari.

TPPAS Legok Nangka telah masuk dalam Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018, tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.

Harga jual tenaga listrik mencapai USD cent 13,25/kWh, Jauh di atas biaya pokok produksi listrik dari energi baru terbarukan yaitu USD cent 6,8/kWh.

Selain itu, di lokasi terdapat tanah kosong yang cukup luas, tepatnya lahan posisinya lebih tinggi dari tempat IPAL. Lahan itu disebut area 08 atau galery 2, kabarnya di tempat itulah nanti akan dibangun Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah.

Proses Mengubah Sampah jadi Energi Listrik

Proses ini dikenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), dalam prosesnya sampah akan dibakar untuk menghasilkan panas. kemudian, panas tersebut digunakan untuk memanaskan air dan menghasilkan uap bertekanan tinggi. Uap ini selanjutnya menggerakkan turbin yang terhubung ke generator untuk menghasilkan listrik.

Untuk prosesnya pertama dilakukan Pengumpulan dan Pemilahan Sampah. Kemudian masuk ke dalam tahap Konversi Termal atau pembakaran. Panas yang dihasilkan dari pembakaran ini digunakan untuk memanaskan air dalam boiler hingga mendidih dan berubah menjadi uap bertekanan tinggi.

Baca Juga:TPAS Sarimukti Terus Dipaksa Meski Overload, Walhi Jabar Desak Aktifkan Legok Nangka yang Terkatung-KatungBertemu PT JES, Sekda Jabar Nego Percepat Waktu Konstruksi TPPAS Legok Nangka

Uap ini kemudian dialirkan untuk menggerakan turbin yang terhubung ke dalam generator melalui poros, kemudian putaran turbin ini mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.

0 Komentar