JABAR EKSPRES – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat memastikan, gempa bumi magnitudo 1,8 yang mengguncang Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB), pada Kamis (14/8) sore, tidak menimbulkan kerusakan bangunan maupun lahan pertanian warga.
Petugas BPBD Bandung Barat, Suheri, mengatakan pihaknya langsung bergerak cepat ke lokasi sesaat setelah mendapatkan laporan gempa dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
“Pasca kejadian gempa, BPBD koordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan. Hasilnya, tidak ada kerusakan,” kata Suheri saat dikonfirmasi, Jumat (15/8/2025).
Baca Juga:Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Kabupaten BandungDigoyang Gempa 4,7 Magnitudo! Camat Pangalengan Tenangkan Warga: Hanya Getaran Kecil
Gempa yang terjadi sekitar pukul 16.13 WIB itu terasa di tiga desa di Kecamatan Cisarua, yakni Pasirlangu, Pasirhalang, dan Tugumukti. Warga setempat menggambarkan guncangan terasa seperti ada truk besar melintas di depan rumah mereka. Meski sempat membuat kaget, gempa berlangsung singkat dan tidak menyebabkan kepanikan massal.
“Sudah kita asesmen, jadi ada tiga desa yang merasakan, yaitu Pasirlangu, Pasirhalang, dan Tugumukti. Tapi Alhamdulillah, tidak sampai merusak atau menelan korban,” tambahnya.
BMKG mencatat pusat gempa berada di area perkebunan warga Desa Pasirlangu dengan titik koordinat 6,81 Lintang Selatan dan 107,53 Bujur Timur. Kedalaman gempa terukur 19 kilometer, dengan intensitas II–III MMI, yang artinya guncangan dirasakan jelas di dalam rumah, namun tidak menimbulkan kerusakan struktur.
Analisis BMKG menyebutkan gempa ini dipicu oleh pergerakan Sesar Lembang, tepatnya Segmen Cimeta, dan termasuk jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake). Hingga pukul 21.30 WIB, BMKG belum menemukan adanya gempa susulan.
Sesar Lembang merupakan salah satu sesar aktif di Jawa Barat dengan panjang sekitar 29 kilometer, membentang dari Padalarang, Bandung Barat, hingga Jatinangor, Sumedang. Para ahli memprediksi sesar ini berpotensi memicu gempa berkekuatan magnitudo 6–7 jika melepaskan energi secara penuh.
Sejarah mencatat, Segmen Cimeta pernah memicu gempa magnitudo 3,3 pada 28 Agustus 2011 yang menyebabkan kerusakan 103 rumah di Kampung Muril Rahayu, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua. Peristiwa tersebut menjadi peringatan bahwa Sesar Lembang memiliki potensi destruktif yang nyata.
Berdasarkan data BPBD Bandung Barat, terdapat 20 desa di empat kecamatan yang masuk zona merah terdampak pergerakan Sesar Lembang. Di Kecamatan Lembang terdapat delapan desa rawan, yakni Suntenjaya, Cibodas, Langensari, Pagerwangi, Kayu Ambon, Lembang, Cikahuripan, dan Sukajaya.
