Komis I DPRD Jabar Prihatin atas Fenomena Barbar Media Sosial, Kritik KPID hingga Langkah Diskominfo

Komis I DPRD Jabar Prihatin atas Fenomena Barbar Media Sosial, Kritik KPID hingga Langkah Diskominfo
Komisi I DPRD Jabar Prihatin atas fenomena barbar yang terjadi di media sosial soal doxing hingga kebocoran data. (Dok. Hendrik Muchlison)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Komisi I DPRD Jabar dibuat resah dengan berbagai kasus menyangkut dunia digital yang mencuat di Jabar akhir-akhir ini, mulai dari soal dugaan doxing hingga dugaan pembobolan data pribadi 4,6 juta warga Jabar.

Komisi I mengumpulkan berbagai pihak terkait kasus tersebut pada Senin (4/8) yakni, Diskominfo Jabar, Disdukcapil Jabar, KPID Jabar hingga KI Jabar. Termasuk aktivis demokrasi Neni Nur Hayati yang menjadi korban.

Ketua Komisi I DPRD Jabar Rahmat Hidayat Djati menuturkan, kasus yang menimpa Neni itu patut jadi perhatian. Menurutnya ia bukan korban satu-satunya tapi juga banyak pihak, termasuk para anggota DPRD Jabar.

Baca Juga:BPBD Catat 3.373 Jiwa Terdampak Kekeringan di Kabupaten Bogor, 45.000 Liter Air Telah DidistribusikanAtasi Kekeringan, BPBD Distribusikan Air Bersih untuk Masyarakat di Kabupaten Bogor 

Kasusnya memang tidak sama tapi serupa, yakni mendapatkan gempuran dari netizen ketika memberikan pandangan kritis terhadap Pemprov Jabar. Terkhusus jika menyangkut Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.

“Ini fenomena barbarisme di media sosial, Anggota Dewan juga jadi korban, ” katanya.

Anggota Komisi I DPRD Jabar Rafael Situmorang menambahkan, secara garis besar, fenomena itu bisa dimaknai sebagai ancaman demokrasi Jabar.

“Jadi siapapun yang kritik kebijakan akan dikuliti. Maksud saya, kami minta Diskominfo itu bisa ciptakan ruang literasi yang sehat di dunia digital, ” katanya.

Jangan sampai Diskominfo berperan sebaliknya. “Jangan sampai ada Jabar saber hoax malah sebar hoax. Ini pembelajaran bagi Diskominfo, gak usah gengsi minta maaf, ” katanya.

Anggota Komisi I Edi Sukardi turut menambahkan, bahwa cara diskominfo dalam meredam atau menanggapi beberapa kasus yang bergulir juga kurang meyakinkan.

“Termasuk itu soal kasus kebocoran data. Konyol itu, apa susahnya minta maaf,” sambung nya.

Baca Juga:Kasus Kekerasan Seksual di Cimahi Meningkat, Mayoritas Korban Berasal dari Keluarga Ekonomi LemahPemkot Bandung Siapkan Skema Penertiban di Arcamanik, 23 Bangunan Liar akan Dibongkar Guna Normalisasi Sungai

Dalam kesempatan itu, Komisi I juga memberi kesempatan kepada Neni untuk kembali menjabarkan kronologi kejadian yang menimpanya, termasuk beberapa kerugian yang diderita.

Diskominfo Masih Enggan Minta Maaf Terbuka

Kepala Diskominfo Jabar Mas Adi Komar mengungkapkan, pihaknya cukup prihatin dengan kejadian itu. Ia menegaskan bahwa pihaknya sama sekali tidak berniat menyerang individu terkait.

“Foto juga diambil dari kanal terbuka, ” jelasnya dalam hearing itu.

Ia menegaskan, pihaknya tidak anti kritik. Spesifik terkait kasus doxing itu pihaknya juga telah melakukan berbagai upaya. Pertama dengan memenuhi permintaan takedown dari korban.

0 Komentar