JABAR EKSPRES – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (Demul), menegaskan bahwa seluruh kepala daerah di Jabar mendukung usulannya terkait pelarangan kegiatan study tour yang hanya berorientasi pada jalan-jalan.
Menurut Demul, kegiatan yang sekadar mengajak siswa keluar sekolah tanpa muatan edukatif tidak layak disebut study tour, melainkan hanya piknik bersama.
“Saya sudah tanya kepala daerahnya. Saya sudah tanya Wali Kota Bogor, sudah tanya Wali Kota Cirebon,” katanya, Senin (28/7).
Baca Juga:Operasi Patuh Lodaya 2025 di Bogor, 7.151 Pengendara Ditindak dan 35 Kecelakaan TerjadiTambah SMK Bukan Solusi, Pengamat Soroti Kesenjangan Dunia Pendidikan dan Industri
Ia menjelaskan, para kepala daerah harus memahami makna sejati dari study tour, agar tidak keliru dalam menerapkannya di sekolah-sekolah.
“Ini makna pendidikan, artinya makna study tour itu adalah proses dilakukan studi di luar sekolah, yang sifatnya penelitian,” bebernya.
Usulan larangan study tour keluar Jawa Barat memang memunculkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Terutama karena kebijakan ini berdampak langsung pada pelaku usaha di sektor wisata, travel, restoran, hingga penginapan.
Namun Demul menilai, kritik tersebut muncul karena selama ini banyak sekolah menyalahartikan study tour sebagai kegiatan rekreasi belaka.
“Study tour itu harus punya unsur ilmu pengetahuan. Misalnya, siswa bisa melakukan penelitian tentang gunung berapi, daerah aliran sungai, sistem pengelolaan sampah, atau pupuk organik dan pestisida,” paparnya.
Lebih jauh, ia menyarankan agar kegiatan study tour dapat diarahkan ke kegiatan analisis, observasi semesta seperti melihat bintang dan bulan, serta kunjungan industri, yang sesuai dengan konteks pembelajaran siswa.
Terkait adanya demo dari sejumlah pelaku usaha pariwisata, Demul menyebut bahwa penolakan tersebut wajar, karena sektor tersebut selama ini menikmati keuntungan dari pola study tour yang menyimpang.
Baca Juga:Yaris Terbalik di Rajawali Barat Usai Tabrak Motor dan Mobil, Ini Kata WargaLLDIKTI IV dan Unjani Kerja Sama Fasilitasi Dosen Tingkatkan Kualitas Publikasi Ilmiah
“Para pengelola travel pariwisata itu menunjukkan bahwa studio tour yang dilakukan selama ini, adalah bertentangan dengan kalimat (makna) studio tournya,” terangnya.
Menurutnya, kegiatan yang tidak sesuai dengan tujuan edukatif justru merupakan bentuk pembodohan publik, karena hanya menampilkan kemasan pendidikan tanpa esensi belajar yang nyata.
“Saya tidak ingin sekolah-sekolah di Jawa Barat membodohi siswanya, apalagi orang tuanya. Study tour harus kembali pada tujuan dasarnya, yaitu menambah pengetahuan siswa secara langsung melalui pengamatan lapangan,” pungkasnya.
