PELITA CIBABAT Inovasi RSUD Cibabat Untuk Mencegah Penurunan Mutu Pelayanan Akibat Kebijakan Efisiensi

RSUD Cibabat
Direktur RSUD Cibabat, dr. Sukwanto Gamalyono, MARS (kiri) saat menyerahkan dokumen dukungan terhadap inovasi Peningkatan Efisiensi dan Akuntabilitas Pelayanan Melalui Implementasi Analisis Biaya Pelayanan RSUD Cibabat (PELITA Cibabat) kepada Kepala Bagian Keuangan RSUD Cibabat, Husein, S.Sos.,MM, beberapa waktu lalu.
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Intruksi Presiden (INPRES) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Anggaran menuntut pengelolaan keuangan lebih efisien. Tidak hanya pengelolaan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD), efisiensi juga mempengaruhi pengelolaan anggaran pelayanan terhadap masyarakat. Termasuk pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibabat Kota Cimahi.

Dengan menyandang status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), RSUD Cibabat dituntut untuk dapat memberikan pelayanan bermutu dengan harga terjangkau.

Namun, karena hampir 93 persen pasien menggunakan kepesertaan BPJS Kesehatan, maka kondisi pendapatan keuangan cenderung tetap atau stagnan. Sementara biaya operasional cenderung meningkat.

Baca Juga:Dukung Kegiatan Donor Darah, Daya Group Tunjukan Komitmen Terhadap KemanusiaanCari Tongkrongan yang Bisa Bikin Nostalgia Jajanan Jalanan Favorit dengan Citra Rasa Khas? Ini Tempatnya!!

Kepala Bagian Keuangan RSUD Cibabat, Husein, S.Sos.,MM mengakui jika kebijakan efisiensi dapat mempengaruhi mutu pelayanan dan likuiditas keuangan.

”Adanya kebijakan (Inpres nomor 1 Tahun 2025) tentang efisiensi anggaran) mau tidak mau membuat kita harus memutar otak, memikirkan bagaimana agar mutu pelayanan tetap berjalan baik,” ungkap Husein, kepada wartawan belum lama ini.

Sebagai rumah sakit regional tipe B, Rumah Sakit Pendidikan dan Jejaring Pelayanan KJSU- KIA, RSUD Cibabat, tidak hanya melayani masyarakat Kota Cimahi saja, tetapi melayani juga masyarakat dari Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan juga Kota Bandung.

Sejak 2024, RSUD Cibabat memiliki jumlah tempat tidur sebanyak 324 TT. Bahkan, jumlah pemanfaatan tempat tidur kerap meningkat dalam setiap tahunnya.

Meski trend pendapatan dan kemampuan kas rumah sakit setiap tahun meningkat, lanjut Husein, namun terjadi juga peningkatan utang rumah sakit yang cukup signifikan.

Permasalahan yang dihadapi oleh RSUD Cibabat, terutama oleh bagian keuangan. Berdasarkan perwal 62 tahun 2021 RSUD Cibabat salah uraian tugasnya adalah menyusun analisis biaya dan laporan realisasi keuangan (LRA).

”Jadi kita harus menginformasikan setiap belanja per unit pelayanan kinerja pelayanan masih berdasarkan pendapatan belum ada informasi belanja per unit,” terangnya.

Baca Juga:Partisipasi di Kegiatan ”Berdaya Bersama” Buktikan BPJS Ketenagakerjaan Dukung Pemberdayaan Masyarakat7,3 Juta Peserta PBI Dinonaktifkan, Begini Tanggapan BPJS Kesehatan

Untuk menghindari penurunan kualitas dan mutu pelayanan akibat dari efisiensi, RSUD Cibabat pun membuat inovasi yang diberi nama PELITA CIBABAT.

PELITA CIBABAT adalah Peningkatan Efisiensi dan Akuntabilitas Pelayanan Melalui Implementasi Analisis Biaya Pelayanan RSUD Cibabat.

Melalui inovasi ini, RSUD Cibabat menyediakan unit cost, digitalisasi dan dashboard informasi untuk peningkatan efisiensi dan akuntabilitas pelayanan.

0 Komentar