Budaya Khas yang Penuh Makna
Salah satu kekayaan terbesar Rote adalah budayanya yang otentik. Ciri khas paling mencolok bisa dilihat dari Ti’i Langga, topi tradisional berbentuk tanduk yang dipakai oleh pria Rote. Dibuat dari anyaman daun lontar, Ti’i Langga bukan hanya pelindung kepala, tapi simbol kehormatan dan kebanggaan.
Tak kalah memukau adalah Sasando, alat musik tradisional yang menghasilkan suara merdu dan unik. Terbuat dari bambu dan daun lontar, Sasando adalah simbol kreativitas dan warisan budaya masyarakat Rote yang tetap hidup hingga kini.
Penduduk yang Ramah dan Kehidupan yang Sederhana
Masyarakat Rote hidup dalam ritme yang tenang dan harmonis. Mayoritas bekerja sebagai nelayan, petani, atau pengrajin. Bahasa daerah masih digunakan secara aktif, dan nilai gotong royong masih kental dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga:5 Kopi Kafein Tinggi Dunia: Merek Internasional dengan Tendangan EkstremWajib Tahu! KUR BRI 2025: Syarat Mudah, Angsuran Ringan, Modal Langsung Cair
Ketika kamu mengunjungi rumah-rumah di desa, mereka akan menyambutmu dengan senyum hangat dan cerita-cerita yang membuatmu merasa diterima, meski kamu baru datang. Inilah jenis kehangatan yang tidak bisa dibeli dengan uang sebuah pengalaman yang akan tinggal lama dalam ingatan.
Kuliner Lokal yang Unik
Saat berada di Rote, jangan lupa mencicipi jagung titi makanan khas yang terbuat dari jagung yang dipipihkan dengan batu panas. Rasanya gurih dan renyah, cocok dinikmati sambil duduk di tepi pantai. Selain itu, hasil laut seperti ikan bakar, cumi, dan kerang bisa kamu nikmati dalam hidangan sederhana namun penuh cita rasa.
Meskipun restoran mewah belum banyak, makanan yang disajikan langsung oleh penduduk lokal punya rasa yang tak bisa ditandingi. Semua dibuat dari bahan segar, tanpa tambahan macam-macam murni, seperti pulaunya.
Potensi Wisata Berbasis Komunitas
Dengan semua kekayaan alam dan budaya yang dimiliki, Pulau Rote menyimpan potensi besar sebagai destinasi ekowisata dan wisata budaya. Namun, pengembangannya perlu dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak lingkungan maupun identitas lokal.
Beberapa komunitas di Rote kini mulai bergerak ke arah pariwisata berkelanjutan: membuka homestay, membuat paket tur desa, hingga mengenalkan kerajinan khas kepada wisatawan. Semua dilakukan secara kolektif, dengan harapan agar pariwisata membawa manfaat langsung bagi masyarakat lokal.
