Galbay Jadi Isu Serius Jelang Ancaman Perang Dunia III, Utang Pinjol Tembus Rp80 Triliun

Galbay pinjol
galbay pinjol
0 Komentar

Mengapa topik gagal bayar menjadi penting? Karena ini berkaitan langsung dengan stabilitas ekonomi dalam negeri. Perputaran ekonomi sangat bergantung pada kepercayaan para pemodal. Jika orang-orang yang memiliki dana tidak lagi percaya pada sistem pinjaman online (pinjol), maka arus modal akan terhenti dan sektor pembiayaan bisa kolaps.

Saat ini, banyak pemodal atau lender yang mulai menarik dananya dari berbagai platform pinjaman digital karena khawatir akan terjadinya gagal bayar seperti yang terjadi pada kasus Akseleran. Berikut ini beberapa nama platform pinjol yang mulai ditinggalkan oleh para investor:

  • Amartha: dengan banyaknya kasus gagal bayar
  • Akseleran: yang sempat menjadi sorotan
  • KoinP2P
  • Crowdo / Crowding
  • Modal Rakyat
  • Investree: yang bahkan telah dicabut izinnya oleh OJK

Karena itu, tidak heran jika saat ini para pengamat keuangan dan ekonomi lebih fokus pada masalah gagal bayar. Di tengah ancaman Perang Dunia Ketiga, krisis global dapat menyebabkan perekonomian lumpuh: daya beli menurun drastis, tetapi harga barang terus meningkat.

Baca Juga:Detik-Detik Evakuasi Juliana Marins, Pendaki Brasil yang Tewas di Rinjani7 Barang Antik Termahal di Indonesia Harganya Fantastis Cocok untuk Investasi

Di saat seperti ini, masyarakat yang mengalami gagal bayar akan terus dikejar oleh debt collector dan ditekan oleh perusahaan-perusahaan pinjol untuk melunasi utangnya.

Bagi Anda yang berada dalam kondisi ini, mental harus diperkuat. Data menunjukkan bahwa total utang masyarakat di pinjaman online telah mencapai Rp80,94 triliun, angka yang akan terus dikejar oleh pelaku pinjol, terutama jika terjadi resesi global.

Tak hanya di sektor pinjol, sektor multifinance pun menghadapi tantangan serupa. Total penyaluran utang oleh perusahaan multifinance kepada masyarakat saat ini mencapai Rp504,18 triliun. Jika benar terjadi Perang Dunia Ketiga, perekonomian Indonesia akan mengalami tekanan yang sangat berat.

Saat ini, kondisi ekonomi Indonesia mulai bergantung pada kelompok masyarakat yang mengalami gagal bayar (galbay). Di tengah tekanan ini, muncul tren-tren konsumtif yang tidak masuk akal, seperti maraknya penjualan boneka labu, yang sengaja dinaikkan harganya untuk mendorong masyarakat terus berutang melalui pinjaman online (pinjol) atau layanan paylater, hanya demi mengikuti tren dan memenuhi rasa FOMO (fear of missing out).

0 Komentar