Sulit Dibranding, Dedi Mulyadi: Bandung Barat Perlu Ganti Nama!

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi saat menghadiri rapat Paripurna di gedung DPRD Bandung Barat. Kamis (19/6). Dok Jabar Ekspres/Suwitno
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi saat menghadiri rapat Paripurna di gedung DPRD Bandung Barat. Kamis (19/6). Dok Jabar Ekspres/Suwitno
0 Komentar

JABAR EKSPRES  – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, mengusulkan agar nama Kabupaten Bandung Barat (KBB) diubah tanpa memakai embel-embel Bandung.

Menurut Dedi, nama Bandung Barat tidak memiliki nilai mandiri. Selain itu, identitas daerah sulit lepas dari stigma Kota Bandung maupun Kabupaten Bandung.

“Ini memang kalimat ‘Bandung Barat’ jika dilihat dari kacamata branding, agak susah membrandingnya. Disebut Bandung Barat yang terbayang selalu Bandung,” ujar Dedi saat pidato pada Rapat Paripurna hari jadi Kabupaten Bandung Barat (KBB) ke-18.

Baca Juga:Rebranding Cirendeu: Dari Warisan Adat ke Destinasi Wisata Berkelanjutan!Absen Rapat Paripurna, Sekda Jabar: Saya Dikirim Gubernur ke Lokasi Bencana!

Dedi menilai, Bandung Barat memiliki 165 desa dan 16 kecamatan, daerah ini memiliki segudang nilai budaya dan sejarah yang kuat dengan toponimi desa-desanya seeperti Mandalawangi, Padalarang, atau Lembang.

“Hanya jika memakai nama Mandalawangi, orang Padalarang gak terima, kalau pakai nama Padalarang, orang Lembang gak terima. Akhirnya pakai nama Bandung Barat,” kata Dedi.

Nama Bandung Barat sendiri memiliki dua kata yang menggabungkan nama tempat dan arah mata angin yang mana jika digabungkan hanya menunjukkan suatu wilayah Bandung yang berada di sebelah Barat.

Padahal arah mata angin hanyalah perspektif yang bisa saja berbeda jika dilihat dari sisi yang berbeda. Begitupun kata Barat hanyalah perspektif bagi daerah yang berada di sebelah timurnya.

“Kata siapa Bandung Barat? Kata orang Bukanagara, Subang. Tapi bagi orang Cianjur bisa jadi Bandung Timur. Bagi orang Purwakarta, Bandung Selatan. Jadi sulit untuk mengidentifikasi wilayah,” sebut Dedi.

“Biarlah kalau sudah begini namanya. Tapi kalau ada niat untuk membranding, merubah namanya, saya siap membantu agar ada wibawa atau kharismanya,” tambahnya.

Sebelum jauh merubah nama, yang terpenting memahami karakteristik wilayah di masing-masing daerah di Bandung Barat untuk membangun namanya.

Baca Juga:Usai Kongres SEMMI, Rizky Siap Jadi Garda Terdepan Kawal Amanah OrganisasiHEBOH! DPRD Jabar Ramai-ramai Kunker ke Bali, Tujuannya Bikin Geleng Kepala!

Menurut Dedi, Bandung Barat memiliki kultur masyarakat urban yang cenderung sama dengan masyarakat Kota Bandung.

“Sebagian wilayah memiliki kecenderungan kultur yang sama dengan sebagian Cianjur dan Purwakarta. Mereka suka dengan kultur (budaya sunda) leluhur,” tutur Dedi.

Dengan memahami karakteristik di wilayah-wilayah ini, maka harus jeli dalam memetakan ulang tata ruang dan tata kota dengan pendekatan ekologi dan budaya leluhur.

0 Komentar