CapCut Mulai Pelit? Ini Alasan Banyak Kreator Konten Mengeluh Soal Versi Terbarunya

CapCut Mulai Pelit
CapCut Mulai Pelit
0 Komentar

Di kalangan para editor, CapCut bahkan sempat dijuluki sebagai aplikasi “haram” karena terlalu praktis digunakan. Sampai sekarang pun, CapCut masih menjadi salah satu aplikasi editing video yang nyaman, terutama bagi content creator—terlebih mereka yang terafiliasi langsung dengan TikTok.

CapCut bahkan sudah merilis versi yang lebih profesional untuk platform PC, membuktikan keseriusannya dalam dunia editing. Namun, yang mengejutkan, aplikasi yang dulu dipuja-puja para kreator TikTok ini, kini justru mulai dibenci oleh sebagian penggunanya. Banyak content creator menyuarakan kekecewaan mereka terhadap CapCut versi sekarang. Bukan karena fitur atau performa aplikasinya—justru sebaliknya.

Secara fitur, CapCut kini semakin canggih. Teknologi AI hadir di mana-mana, dan aplikasi ini tetap sangat user-friendly. Tapi ada satu hal yang membuat CapCut kini dianggap menyebalkan: semuanya jadi serba berbayar.

Baca Juga:9 Batu Akik yang Dipercaya Pernah Digunakan oleh Wali Songo dan KhasiatnyaBitcoin Diprediksi Tembus Rp20 Miliar Sebelum 2034, Ini Peluang Investasinya

Memang, sangat wajar jika sebuah software editing memiliki fitur premium. Tapi CapCut kini sudah sampai di titik di mana jika tidak membayar langganan, pengguna nyaris tidak bisa melakukan apa pun. Kalaupun tetap ingin mengedit secara gratis, pengguna dipaksa menonton iklan—yang muncul terus-menerus dan mengganggu kenyamanan.

Dulu, fitur premium hanya mencakup alat-alat canggih yang memang layak untuk dibayar. Tapi sekarang, bahkan fitur-fitur dasar pun dikunci di balik paywall. Contohnya, untuk mengekspor video dalam resolusi 1080p saja, pengguna harus berlangganan. Jika tidak, hanya bisa ekspor dalam 720p atau bahkan lebih rendah.

Yang membuat pengguna semakin kesal, CapCut seolah memaksa semua orang untuk beralih ke akun premium. Setiap kali membuka aplikasi, iklan langsung muncul. Baru menekan satu preset, iklan muncul lagi. Ditinggal sebentar? Iklan muncul lagi. Semakin hari, makin tidak masuk akal.

Contohnya, ingin menambahkan lagu dari galeri pribadi? Harus bayar. Ingin ekspor ke resolusi 1080p, 2K, atau 4K? Harus premium. Lama-lama, jangan-jangan nanti menekan logo CapCut pun harus bayar juga?

Apakah Ini Awal Kejahtuhan Capcut?

CapCut yang dulu dikenal sebagai penyelamat para kreator mobile, kini berubah menjadi aplikasi yang membuat frustasi. Sayang sekali, padahal potensinya luar biasa.

0 Komentar