Menukar Manusia dengan Jin? Analogi Ustadz Adi Hidayat Soal NFT dan Kripto Menurut Hukum Islam

NFT dan Kripto Menurut Hukum Islam
NFT dan Kripto Menurut Hukum Islam
0 Komentar

Karena itu, setiap bentuk kebijakan, sistem, atau teknologi—termasuk dalam hal ini kripto cryptocurrency—harus dipastikan memberikan manfaat yang merata dan tidak hanya menguntungkan segelintir pihak, sementara yang lain justru dirugikan.

Ada masalah mendasar yang perlu kita soroti: tidak semua orang bisa mengakses atau menikmati fasilitas ini. Tidak semua dapat merasakan maslahat atau manfaat dari sistem yang ada sekarang. Maka, problem ini harus diselesaikan terlebih dahulu agar kemajuan yang dihasilkan bisa benar-benar bermanfaat untuk semua pihak.

Poin kedua yang saya tangkap dari isu cryptocurrency ini adalah adanya sisi positif, yaitu munculnya kegelisahan terhadap sistem tata kelola ekonomi global saat ini. Dan hal ini bisa dimaklumi. Banyak pihak mulai mempertanyakan kestabilan sistem keuangan dunia yang dianggap tidak adil. Dalam konteks ini, kita bisa melihat relevansi dari apa yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad ﷺ dalam berbagai nubuat beliau—bahwa suatu saat nanti umat manusia akan kembali kepada sistem kehidupan yang stabil dan berkeadilan.

Baca Juga:Mining Bitcoin Gak Bisa Pakai Laptop Biasa! Ini Penjelasan Lengkapnya4 Trik Ampuh Memunculkan Fitur Dana PayLater yang Sering Terlewatkan

Stabilitas itu, salah satunya, menyangkut stabilitas ekonomi dan keuangan. Kita sedang hidup di tengah ketidakstabilan global: resesi di mana-mana, inflasi tak terkendali, dan berbagai persoalan ekonomi lainnya. Salah satu penyebabnya adalah dominasi terhadap satu jenis mata uang global yang terlalu besar.

Bayangkan, satu negara bisa mencetak satu lembar mata uang, tetapi negara lain harus mengeluarkan 14.000 atau bahkan 20.000 satuan mata uangnya hanya untuk menyamai nilai satu lembar tersebut. Padahal secara fisik, keduanya sama-sama berupa selembar kertas. Yang membedakan hanyalah angka yang tertera di atasnya.

Kegelisahan inilah yang mendorong sebagian orang menciptakan alternatif seperti cryptocurrency—sistem yang diklaim tidak dapat diintervensi oleh pihak mana pun, berbasis teknologi blockchain dengan algoritma yang tidak bisa diubah secara sepihak. Namun tetap saja, sistem ini memiliki kelemahan mendasar: tidak adanya wujud fisik, serta tidak ada otoritas yang mengatur atau menyesuaikannya dengan kebutuhan dan kemaslahatan kehidupan manusia, yang sifatnya dinamis dan terus berkembang.

Pertanyaannya kemudian: apakah kita ingin menyerahkan kendali masa depan kehidupan manusia—termasuk dalam hal ekonomi—kepada robot atau algoritma komputer semata? Bagaimana jika suatu saat sistem ini rusak atau hancur, misalnya karena bencana besar yang melumpuhkan jaringan internet global? Jika itu terjadi, bagaimana kita bisa menjamin keamanan dan eksistensi aset kita?

0 Komentar