Benarkah RisetCar Bisa Bikin Kamu Miliarder? Waspadai Skema Ponzi Ini!

RisetCar Bisa Bikin Kamu Miliarder?
RisetCar Bisa Bikin Kamu Miliarder? Waspadai Skema Ponzi Ini!
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Ini adalah sebuah bisnis masa depan di mana Anda hanya tinggal duduk manis, diam, dan tetap mendapatkan penghasilan dari mobil-mobil tanpa sopir yang berkeliling dan disewakan. Itulah yang ditawarkan oleh aplikasi RisetCar. Namun, masalahnya adalah, mobilnya mana? Nyatanya, mobil tersebut tidak ada, yang tersedia hanyalah aplikasi saja.

Lalu, pertanyaannya adalah, apakah aplikasi RisetCar ini benar-benar bisa mewujudkan cita-cita Anda untuk menjadi miliarder atau bahkan mengalahkan Timothy Ronald?

Kali ini, kita akan membahas sebuah aplikasi dengan narasi yang cukup menarik, yaitu bernama RisetCar. Dalam aplikasi ini, Anda seolah-olah melakukan investasi pada sebuah mobil yang dapat berjalan sendiri dan beroperasi layaknya taksi di luar negeri—meskipun lokasi pastinya tidak jelas, mungkin di dunia maya atau di alam semesta lain, saya juga kurang paham.

Baca Juga:Krisis Pendidikan Seks di Indonesia Akibat Fatwa Haram yang Menyimpang4 Cara Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi Secara Alami Setelah Idul Adha

Namun yang terpenting adalah Anda hanya perlu menaruh uang, lalu akan mendapatkan keuntungan. Bahkan teman-teman dan saudara Anda sudah mulai mendapatkan keuntungan, dan ini sudah berjalan. Ini merupakan peluang yang dianggap bagus. Namun, daripada Anda terjebak dalam hal-hal yang tidak jelas, lebih baik fokus pada hal yang lebih nyata.

Menguak Skema RisetCar

Aplikasi ini sebenarnya adalah skema Ponzi. Prediksi saya, ini adalah hasil kerja dari kelompok-kelompok tertentu yang kerap mengulangi pola yang sama. Aplikasinya pun itu-itu saja, hanya berganti tampilan dan narasi. Jika diperhatikan, investasi semacam ini selalu dilengkapi dengan “tabel kematian”. Ciri khas skema Ponzi adalah adanya tabel kematian ini.

Apa artinya? Semakin besar Anda menyetor dana, maka keuntungan yang dijanjikan juga semakin besar. Itu sudah merupakan ciri khas skema Ponzi. Sedangkan dalam bisnis yang nyata, semakin besar modal yang ditanamkan, hasil keuntungan yang diperoleh tidak selalu bertambah secara linear.

Contohnya, jika saya membuka sebuah kafe dengan modal Rp1 miliar dan memperkirakan keuntungan sebesar Rp50 juta, maka jika saya menambah modal menjadi Rp2 miliar, tidak berarti keuntungan saya akan menjadi Rp100 juta.

Malah terkadang keuntungan saya tetap sebesar Rp50 juta karena memang itulah batas maksimalnya. Namun, jika saya menyetor modal sebesar Rp2 miliar, saya harus membagi hasil dua kali lipat. Ini adalah logika bisnis yang sebenarnya. Namun, ini bukan bisnis sungguhan, melainkan bisnis tipu-tipu semacam odong-odong yang hanya berisi narasi tanpa ada aktivitas usaha nyata.

0 Komentar