JABAR EKSPRES – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), lakukan pencatatan terhadap aktivitas petir yang terjadi di sejumlah daerah di Provinsi Jawa Barat.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, pencatatan aktivitas petir yang terjadi di wilayah Jawa Barat itu, tepatnya pada periode Mei 2025.
“BMKG mencatat sebanyak 1.236.093 kejadian petir di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya,” katanya kepada Jabar Ekspres, Senin (2/6).
Baca Juga:Upaya Bentuk Karakter Anak Bangsa, Dadang Dukung Kebijakan Jam Malam PelajarTudingan Korupsi Dibantah, BAZNAS Jabar Klarifikasi dan Laporkan Akses Data Ilegal Eks Pegawai
Rahayu atau akrab disapa Ayu menerangkan, aktivitas sambaran petir sepanjang periode tersebut, di beberapa daerah tercatat mengalami kejadian paling banyak.
“Aktivitas sambaran petir menunjukkan pada pekan pertama bulan Mei 2025, merupakan aktivitas tertinggi petir CG (Cloud to Ground) negatif sebanyak 262.992 kejadian,” terangnya.
“Sedangkan aktivitas petir CG (Cloud to Ground) positif tertinggi juga terjadi pada pekan pertama sebanyak 202.178 kejadian,” lanjut Ayu.
Diketahui, Petir Cloud to Ground (CG) positif merupakan jenis petir yang terjadi dari awan ke tanah dengan muatan positif.
Pelepasan muatan positif ini menyebabkan kilatan tunggal dan dapat menjadi sangat berbahaya.
Sedangkan petir Cloud to Ground (CG) negatif merupakan jenis petir yang terjadi dari awan ke tanah dengan muatan negatif.
Petir ini seringkali dicirikan dengan sambaran bercabang banyak, dan umumnya memiliki hubungan dengan curah hujan konvektif.
Baca Juga:Gandara Grup Bangun 100 Masjid dan Musala di Banjar, Wali Kota: Ini Orang BaikLawan Rentenir, Pemerintah Luncurkan Pembiayaan Mikro Perumahan untuk Rakyat
Ayu menjelaskan, sepanjang periode Mei 2025, kejadian petir tertinggi terjadi pada 6 Mei 2025, dengan catatan sebanyak 113.538 kejadian dan jumlah kejadian terendah terjadi pada 27 Mei 2025 sebanyak 4 kejadian.
“Berdasarkan data kejadian petir yang diperoleh, wilayah dengan jumlah petir tertinggi adalah Kabupaten Sumedang, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Majalengka,” jelasnya.
BMKG menyampaikan, saat ini sebagian wilayah Jawa Barat masih berada pada periode musim hujan, dan sebagian Jawa Barat bagian utara memasuki masa peralihan, menuju awal musim kemarau.
“Masyarakat diimbau agar tetap waspada terhadap potensi hujan ringan hingga sedang, dalam durasi singkat dan skala lokal serta masih waspada potensi genangan, banjir dan tanah longsor,” imbuh Ayu.
“Bagi yang sedang beraktivitas di luar ruangan, apabila terjadi cuaca buruk berupa hujan maupun angin kencang, diharapkan untuk berlindung ditempat yang aman,” pungkasnya. (Bas)
