JABAR EKSPRES – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya, menekankan sejumlah poin penting di Musyawarah Nasional (Munas) ke-VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) yang berlangsung di Grand City Mall, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (8/5).
Dalam pidatonya dihadapan seluruh wali kota, Bima Arya menyebut bahwa untuk menuju Indonesia Emas 2045, setiap daerah harus memiliki kapasitas penguatan fiskal.
Targetnya, pada tahun 2045 mendatang, seluruh kota di Indonesia diharapkan memiliki kapasitas fiskal yang kuat.
Baca Juga:Penuh Pengamanan, Laga Persib vs Barito Putera di GBLA Dijaga 1.237 Personel GabunganEnggan Direhabilitasi, Gepeng di Cimahi Pilih Hidup di Jalanan
Menurut Bima Arya, target tersebut dapat tercapai melalui kebijakan efisiensi yang telah diterapkan oleh pemerintah.
“Sesungguhnya efisiensi itu adalah penguatan ruang fiskal. Efisiensi adalah investasi, efisiensi adalah visi jangka panjang membangun pendekatan baru, kultur baru, cara baru, dengan menghilangkan yang mubazir agar tercipta ruang fiskal yang kokoh,” katanya dikutip Jumat (9/5).
Bima menambahkan bahwa penguatan fiskal daerah merupakan tantangan utama. Meski demikian, dirinya mengapresiasi sepuluh daerah yang memiliki kapasitas fiskal terkuat di Indonesia, salah satunya adalah Kota Bogor.
“Kota-kota di Indonesia yang memiliki kapasitas fiskal kokoh, artinya Pendapatan Asli Daerah (PAD)-nya kuat dibandingkan dengan transfer dari pemerintah pusat,” ucap Bima Arya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyampaikan bahwa penguatan fiskal menjadi tantangan besar, yaitu bagaimana terus mencari inovasi-inovasi baru untuk meningkatkan PAD Kota Bogor.
Tujuannya adalah menjadikan PAD sebagai modal utama pembangunan, baik pembangunan manusia maupun infrastruktur.
“Ini menjadi tantangan tersendiri, karena seperti yang dipaparkan oleh Pak Wamen, ada kurang lebih 10 daerah dengan fiskal yang cukup kuat, dan salah satunya adalah Kota Bogor,” tutur Dedie.
Baca Juga:Tawon Vespa Serang Dua Bocah di Rumah Kosong, Disdamkar Bandung Bergerak Malam HariSoal Sengketa Lahan, SMANSA Bandung Tolak Pindah Lokasi Karena Alasan Ini!
Ia menilai bahwa pentingnya efisiensi, sebab tantangan seperti itu harus disikapi sebagai kesempatan untuk berbenah.
“InsyAllah, dalam APEKSI ini, dengan semangat kebersamaan, kita akan mencari solusi-solusi jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang,” tukas Dedie. (YUD)
