Apa Itu Trading Halt? Berikut Penjelasannya

JABAR EKSPRES – Pernah nggak kamu lagi mantau saham, lalu tiba-tiba semuanya berhenti? Bukan karena aplikasinya error, tapi karena sesuatu yang disebut trading halt.

Trading halt ini bukan hal sepele. Ini serius. Saat IHSG turun lebih dari 5% dalam satu hari, bursa efek akan menghentikan semua perdagangan selama 30 menit.

Kalau setelah itu IHSG masih terus turun sampai 10%, bakal dihentikan lagi 30 menit. Dan kalau turun lebih dari 15%, bisa-bisa perdagangan dihentikan sampai akhir sesi.

Mungkin kamu bakal panik saat pertama kali mengalaminya. Tapi begitu paham mekanismenya, kamu akan sadar momen ini bukan buat nakut-nakutin, tapi justru untuk melindungi kamu sebagai investor.

Kenapa Bisa Dihentikan?

Bursa dan OJK tahu betul, ketika harga saham jatuh drastis, investor cenderung panik. Otomatis, aksi jual besar-besaran bisa terjadi. Yang rugi? Ya kamu sendiri kalau nggak bisa kontrol emosi.

Dengan adanya trading halt, kamu diberi waktu untuk berpikir. Istirahat sejenak, buka berita, cerna informasi, dan ambil keputusan dengan kepala dingin.

Apa Dampaknya Buat Kamu?

Dampak Positif:

  1. Waktu untuk Berpikir Tenang
    Saat market anjlok, wajar kalau kamu langsung panik. Tapi trading halt kasih kamu jeda untuk tenang, menganalisis, dan ambil keputusan yang lebih strategis.
  2. Cegah Panic Selling
    Kalau kamu langsung jual saham karena takut, bisa jadi kamu rugi besar. Trading halt bisa menahan kamu dari keputusan impulsif yang sebenarnya nggak perlu.
  3. Menstabilkan Pasar
    Bayangin kalau nggak ada trading halt. Saham bisa jatuh makin dalam tanpa kendali. Dengan penghentian sementara, semuanya jadi lebih tertib dan teratur.

Tapi, Ada Dampak Negatif Juga:

  1. Ketidakpastian Bikin Cemas
    Saat perdagangan dihentikan, kamu bisa merasa was-was. Apa yang bakal terjadi selanjutnya? Ini wajar, dan jadi bagian dari risiko berinvestasi.
  2. Eksekusi Order Tertunda
    Kamu mungkin udah punya strategi beli atau jual. Tapi saat momen ini terjadi, semua harus tertunda. Ini bisa bikin kamu kehilangan momentum.

Sebagai investor, kamu harus punya strategi cadangan. Jangan cuma fokus cari untung, tapi siap juga hadapi skenario terburuk.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan