Gaya Kepemimpinan Dedi Mulyadi, Pengamat: Fenomena Ki Sunda

JABAR EKSPRES – Belakangan ramai di media social peran sat set (gercep) yang dilakukan Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (selanjutnya kita menyebut Kang DM saja).

 

Ada sejumlah kebijakan yang tegas dan warnanya jelas memihak ke rakyat dilakukan Kang DM: mulai dari melarang studi banding sekolah sampai pembongkaran tempat wisata dan bangunan liar tanpa izin.

 

Guru Besar ilmu sosial dan ilmu Politik Universitas Padjadjaran Prof Obsatar Sinaga menilai, tema kepemimpinan kang DM menjadi pembicaraan di pelosok negeri tanpa kecuali, bukan hanya di Jawa Barat.

 

“Ketika saya berkunjung ke Grobokan, Purwadadi Jawa Tengah, saya bertanya kepada pedagang kaki lima, suku jawa asli, tentang Gubernur mereka yang baru saja dilantik. Pujian dijatuhkan kepada Gubernur jabar kang DM (seraya saya tidak perlu cerita soal Gubernur Jateng), ” jelas Prof Obi sapaan akrab dari Prof Obsatar Sinaga, Senin 7 April 2025.

 

Bahkan menurut Prof Obi ketika berada di Jawa Timur, saya menyaksikan dagelan medsos yang diselenggarakan terbuka, menayangkan obrolan warga dengan warga yng menyampaikan tema tentang Gubernur Jatim.

 

‘Warga dalam obrolan itu memberikan penilaian bahwa Gubernur nya lambat dan belum melakukan apa yang dijanjikan. Sekali lagi, pujian dijatuhkan pada Kang DM sebagai pembanding, ” paparnya.

 

Saat momen Hari Raya Idul Fitri Senin 31 Maret 2025 satu pekan lalu, saya Berlebaran di Kalimantan Timur, saya berkesempatan berbincang dengan warga transmigran di sana. Karena tahu saya dari Bandung, mereka banyak bertanya tentang Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi. Dengan bangga saya mendengar bagaimana warga di sana memuji kang DM.

 

“Semua ini saya sebut sebagai fenomena Dedi Mulyadi dan karena Kang DM orang Sunda maka saya sebut fenomena Ki sunda.Memang, tidak sedikit tokoh sunda (terutama tokoh partai) yang menyampaikan kepada saya tentang weakness Kang DM, ” jelasnya.

 

Semua yang pribadi itu ada yang disampaikan langsung kepada saya atau melalui rumor yang berkembang di masyarakat.

 

“Rumor itu berkisar mulai dari kasus hukum, selentingan tentang kenakalan laki laki, perilaku yang (katanya) syirik, sampai urusan rumah tangga yang gagal.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan