Ziarah Kubur, Tradisi Lebaran yang Masih Berlangsung di Bandung Barat

Masyarakat saat berziarah di TPU Penclut Kampung Gandrung, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Bandung Barat. Senin (31/3). Dok Jabar Ekspres/Suwitno
Masyarakat saat berziarah di TPU Penclut Kampung Gandrung, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Bandung Barat. Senin (31/3). Dok Jabar Ekspres/Suwitno
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Setelah melaksanakan Salat Idulfitri, ramai warga di Kabupaten Bandung Barat (KBB), mendatangi pemakanan umum untuk berziarah.

Tradisi ziarah atau dikenal di kalangan masyarakat Bandung Barat dengan sebutan nadran menjadi aktivitas warga pada setiap momen lebaran.

“Kami datang dan mendoakan orang tua saat momen lebaran,” katanya, Senin.

Baca Juga:Sambut Hari Berbahagia Idulfitri 1446 H, Bupati Bandung Sebut Berjabat Hati Lebih PentingKawasan Padalarang Disergap Kemacetan, Ternyata ini Penyebabnya!

Ia menambahkan, selain berdoa momen berziarah tersebut dilakukan untuk mengetahui kondisi makam.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya tradisi ini dalam budaya masyarakat muslim dan jadi bagian dari perayaan Idulfitri.

Selain berdoa di makam keluarga, kegiatan ziarah kubur juga menjadi ajang silaturahmi antar keluarga.

“Tradisi ziarah kubur setelah salat Idulfitri diharapkan dapat meningkatkan rasa syukur kepada Allah dan mengingatkan kita semua akan keterbatasan hidup dan kenikmatan yang telah diberikan selama bulan Ramadan,” tandasnya.

Sementara itu, penjaga TPU Penclut, Acil (60) mengatakan, biasanya pengunjung datang melaksanakan ziarah terjadi hingga beberapa hari ke depan usai lebaran.

“Biasanya sampai tiga hari pengunjung terus berdatangan ke makam untuk berziarah,” katanya. (Wit)

0 Komentar