JABAR EKSPRES – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Nasional Cabang Bandung melakukan aksi unjuk rasa protes UU TNI di depan Gedung DPRD Jabar, pada Kamis (20/3). Hal ini buntut dari pengesahan revisi UU TNI oleh DPR RI pada hari yang sama.
Mahasiswa yang berasal dari beragam kampus itu, saat ini sudah berkumpul dan menyerukan orasi mereka. Salah satunya menuntut TNI untuk tidak berada di jabatan sipil. “TNI kembali ke barak. TNI kembali ke barak!” seru ratusan mahasiswa tersebut.
Koordinator dari Forum Mahasiswa Nasional Cabang Bandung Raya, Ainul Mardiah menegaskan, pihaknya menolak UU TNI ini yang baru saja disahkan karena hal tersebut sangat tidak memihak kepada rakyat.
“Kami menolak. Salah satu tuntutan kami adalah menolak segala bentuk militerisme kekejaman negara karena itu adalah bentuk konkret. Negara menjadikan militer sebagai alat untuk menindas masyarakat untuk membungkam kita semua,” ungkap Ainul kepada wartawan, di sela-sela aksi.


“Maka dari itu jelaslah tuntutan kami bahwa datang ke sini hanya untuk menuntut hak. Bahwa tidak boleh ada undang-undang yang disahkan sama negara tanpa campur tangan dari masyarakat,” sambungnya.
BACA JUGA:Tok! Sidang Paripurna Sepakati RUU TNI jadi Undang-Undang
Dia mengkhawatirkan juga dengan UU TNI yang baru saja disahkan. Semua kebijakan-kebijakan khususnya militerisme ini pada masa mendatang, kata Ainul, dipastikan 100 persen semakin masif.
“Cabut undang-undang untuk menjadi dwifungsi ini. Masyarakat juga butuh kerja. Mereka harus kembali ke barak. Melaksanakan tugas utamanya. Tidak boleh mengambil alih pekerjaan-pekerjaan masyarakat sipil,” tegasnya.
Aksi massa menilai, dalam sejarahnya, ABRI banyak menduduki jabatan strategis pada masa Orde Baru. Akibatnya ruang demokrasi tidak tersedia dan malah terjadi intimidasi memata-matai, represi, kriminalisasi, penculikan hingga pembunuhan atas nama negara.
“Kekuasaan di sana ke depannya bisa dipastikan organisasi yang mengkritik negara itu semakin tidak ada. Semakin diberangus. Hancurlah negara ini. Maka kami mahasiswa menekankan kami masih punya berhak untuk berserikat, berhak untuk bersuara. Maka harus disingkirkan militerisme,” jelasnya.