JABAR EKSPRES – Bupati Ciamis, H. Herdiat Sunarya, menyatakan kesiapannya memimpin kabupaten tersebut tanpa Wakil Bupati (Wabup) jika kondisi pemerintahan dinilai tetap kondusif. Pernyataan ini disampaikan sebagai respons atas kekosongan jabatan Wabup pasca-wafatnya Alm. Yana D Putra, yang meninggalkan dinamika politik lokal yang kian hangat.
Herdiat menegaskan, keberadaan Wabup harus memberikan nilai tambah bagi kemajuan Ciamis. “Saya siap bekerja sendiri tanpa Wakil Bupati jika kondisi pemerintahan berjalan kondusif,” ujarnya tegas.
Meski demikian, ia membuka peluang kerjasama dengan sosok mana pun yang nantinya ditetapkan melalui mekanisme partai politik atau mandat masyarakat. Herdiat sendiri menyerahkan keputusan akhir kepada mekanisme partai politik, meski ia berhak mengajukan rekomendasi.
BACA JUGA: Bupati Ciamis Dorong Kinerja Aparatur dan Peningkatan PAD Selama Ramadan 2025
“Insya Allah, siapa pun yang mendapat amanah dari masyarakat dan partai, saya siap bekerja sama,” tuturnya.
Kekosongan kursi Wabup sejak September 2024 ini memicu perdebatan di kalangan elite politik.
Agus Winarno, pemerhati politik Ciamis, mengusulkan mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Ciamis, Dr. H. Tatang, M.Pd., sebagai kandidat ideal.
Menurut Agus, H. Tatang — yang menjabat Sekda dari 2020 hingga 2024 — memiliki kapasitas birokrasi matang dan pemahaman mendalam terhadap visi pembangunan jangka panjang daerah.
BACA JUGA: Gubernur Dedi Mulyadi Dorong Segera Pembangunan Kembali Pasar Ciamis
“Beliau bukan hanya berpengalaman, tetapi juga paham peta masalah Ciamis. Ini kunci untuk mendampingi Pak Herdiat,” ujar Agus dalam wawancara Rabu (26/2/2025).
Namun, aspirasi juga datang dari sebagian masyarakat yang mendorong Gitta Griselda Jamil, istri almarhum Yana D Putra untuk mengisi kursi Wabup.
Gitta, yang aktif di kegiatan sosial dan dianggap mewarisi popularitas almarhum suami, dinilai memiliki elektabilitas kuat. Agus mengakui hal ini, tetapi mengingatkan risiko dinamika politik yang bisa merugikan Gitta.
“Politik sangat kejam, Saya tidak rela Ibu Gitta terjebak dalam tensi yang bisa mengorbankan stabilitas emosionalnya,” katanya.
Agus berencana menyodorkan analisis politik dan birokrasi secara langsung kepada Herdiat, termasuk rekam jejak H. Tatang yang dinilainya unggul.