JABAR EKSPRES – Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, mengaku mendapatkan pengalaman yang luar biasa dari Retret Kepala Daerah yang dilaksanakan di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah.
Dedie menjelaskan, bahwa tujuan utama dari retret ini adalah memperkuat pemahaman dan kesiapan para kepala daerah dalam menjalankan tugas pemerintahan.
Selain itu, retret ini juga bertujuan untuk menyelaraskan program strategis pemerintah pusat dengan visi dan misi di daerah masing-masing.
“Sebuah pengalaman luar biasa yang mungkin tidak dapat diulang lagi, ya, karena ini merupakan kebijakan Presiden Prabowo, di mana setiap kepala daerah dikumpulkan dalam satu tempat di Magelang,” kata Dedie dikutip Minggu (23/2).
BACA JUGA:55 Kepala Daerah Ikuti Larangan Megawati Hadiri Retret, Hasto: Kami Tunggu Keputusan DPP
Dia mengaku, sebelum mengikuti kegiatan retret dirinya telah mempersiapkan beberapa hal, seperti kesiapan fisik dan kesehatan.
“Karena ini juga menyangkut jadwal yang padat, di mana dalam rundown akan dijadwalkan pemaparan dari menko, menteri, dan beberapa kepala badan, termasuk juga kepala-kepala lembaga negara,” terangnya.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, menyampaikan bahwa pentingnya retret ini adalah sebagai forum bagi seluruh kepala daerah untuk saling mengenal satu sama lain.
“Inilah momentum untuk saling mengenal, karena kalau sudah kembali ke daerah masing-masing, mereka akan sibuk dengan urusannya sendiri,” ujarnya.
BACA JUGA:Dedi Mulyadi Berangkat ke Magelang untuk Ikuti Retret Kepala Daerah
Ia menambahkan, bahwa kegiatan retret ini sangat penting bagi kepala daerah agar memiliki bekal yang cukup sebelum menjalani lima tahun masa jabatan.
“Inilah kepentingan bangsa dan untuk kepentingan rakyat masing-masing. Kepala daerah dipilih oleh rakyat, dan mereka harus mempertanggungjawabkan amanah itu kepada rakyat kembali,” tegasnya.
Mendagri juga membeberkan mengenai pengelolaan APBD. Menurutnya, masih banyak pengelolaan APBD yang tidak efisien, di mana terlalu banyak anggaran yang dihabiskan tanpa perencanaan matang, sehingga berdampak pada program-program yang kurang efektif.
“Seperti perjalanan dinas dan rapat-rapat yang sebenarnya bisa dilakukan secara daring melalui Zoom. Saya akan mengeluarkan Surat Edaran (SE) kepada semua daerah terkait item apa saja yang harus diefisiensikan dan bagaimana caranya. Kemudian, itu akan dimonitor melalui sistem kami dan ditembuskan kepada Mendagri untuk ditindaklanjuti,” papar Tito.