JABAR EKSPRES – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bandung Barat (KBB) merespons ihwal pelarangan study tour yang diwacanakan oleh Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi.
Ketua PHRI Kabupaten Bandung Barat, Eko Suprianto mengatakan, wacana pelarangan study tour dipastikan akan berdampak terhadap berbagai bisnis terutama di kawasan wisata.
“Dengan wacana itu tentunya pengusaha wisata akan terpukul jika wacana itu direalisasikan,” kata Eko saat dikonfirmasi, Minggu (16/2/2025).
BACA JUGA: Soal Wacana Larangan Study Tour, Bupati Bandung Siapkan Tempat Edukasi untuk Siswa
Eko menilai, kegiatan study tour selama ini tidak bermasalah sepanjang pelajar mendapatkan wawasan baru di luar lingkungan sekolah.
Apalagi lanjut dia, selama ini kunjungan siswa dari kegiatan study tour cukup dominan berwisata ke kawasan Kabupaten Bandung Barat khususnya Lembang. Mereka, kata dia, lebih banyak mengisi kunjungan di saat weekday atau hari biasa.
“Di KBB untuk kunjungan study tour cukup dominan sekali. Jangankan di KBB, di Bali saja yang turis asing atau wisata internasional itu siswanya pasti banyak sekali,” katanya.
“Apalagi Bandung Barat yang mainnya lokal, kebanyakannya atau hampir semua pengunjung di hari biasa itu siswa. Jadi selama ini weekdaynya diisi oleh anak sekolah atau kegiatan sekolah,” sambungnya.
Ia menuturkan, dampak negatif jika wacana itu direalisasikan akan berpengaruh pada perputaran perekonomian daerah. Sebab sektor pariwisata tak pernah berdiri sendiri tapi juga menghidupi sektor lain di bawahnya.
Sehingga jika larangan itu benar-benar diterapkan Dedi Mulyadi, nantinya seluruh sektor bisnis pariwisata akan terdampak. Dari mulai kunjungan ke objek wisata hingga omzet para pedagang.
“Jikapun direalisasikan efek dominonya banyak. Bukan hanya pengusaha wisata tapi travel juga pasti kena imbas. Pedagang kecil yang ada di kawasan wisata juga pasti kena,” kata dia.
Selain itu, Pemerintah daerah pun akan kehilangan sumber pendapatan daerah seperti retribusi objek wisata, parkir, dan lainnya.