JABAR EKSPRES – Antrean panjang warga dengan tabung Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (kg) kosong terlihat di salah satu pangkalan resmi di Jalan Suryani, Kota Bandung, Senin (3/2). Sejak pagi, warga sudah berkumpul demi mendapatkan pasokan gas bersubsidi yang belakangan sulit ditemukan.
“Baru hari ini ada pasokan banyak,” ujar seorang pekerja pangkalan yang enggan disebut namanya. “Makanya antrean langsung mengular. Ini baru hari pertama, kemungkinan besok-besok bisa lebih ramai,” sambungnya.
Menurutnya, pembeli bukan hanya warga sekitar, tapi juga dari daerah lain, bahkan sejauh Cimahi. “Satu keluarga satu KTP, supaya adil,” katanya.
BACA JUGA:Efek Kebijakan Baru, Antrian Pembelian LPG 3 kg Mengular di Beberapa Agen Resmi Kota Bandung
Meski demikian, ia mengakui bahwa sebagian besar pembeli justru datang dari luar wilayah.
Kelangkaan elpiji 3 kg ini bukan kali pertama terjadi. Beberapa pekan terakhir, warga di berbagai daerah mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas melon tersebut. Hingga kini, belum ada penjelasan resmi dari pihak terkait mengenai penyebab dan kapan kondisi ini akan kembali normal.
Salah satu warga yang ikut antre, Arumsari (70), mengeluhkan pembatasan pembelian. “Biasanya seminggu bisa dapat beberapa kali, sekarang susah,” keluhnya.
BACA JUGA:Pro Kontra Kebijakan Baru Penjualan LPG 3 Kg, Warganet: Enggak Bijak Sama Sekali!
Ia sudah mengantre sejak pukul 08.00 pagi. Dirinya berharap ada solusi pemerintah supaya antrean yang mengular tidak terjadi kembali. “Sehari-hari saya butuh empat tabung buat jualan pindang, tapi sekarang cuma boleh satu,” pungkasnya.
Kebijakan Baru, Antrian Pembelian Gas Elpiji 3kg Mulai Mengular di Beberapa Agen Resmi Kota Bandung
Diketahui, situasi itu merupakan dampak dari keputusan Kementerian ESDM yang menetapkan mulai 1 Februari 2025 pembelian LPG 3 kg hanya dapat dilakukan di Pangkalan Resmi Pertamina dan tidak lagi di pengecer. Antrian pembelian gas subsidi pun mulai mengular di beberapa agen resmi Kota Bandung.