JABAR EKSPRES – Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro tengah menjadi sorotan warganet.
Bahkan Kantor Kemendikti Saintek di demo oleh karyawannya sendiri lantaran diduga berprilaku arogan dan bersikap kasar kepada bawahannya.
Selain itu, beredar rekaman audio di media sosial dengan narasi bahwa Mendikti Saintek telah menampar sopir pribadi hanya gara-gara krain air rumah dinasnya tidak menyala.
Baca Juga:Dianggap Arogan dan Tukang Marah, Mendikti Saintek Didemo Karyawannya Sendiri!Band Rock 4 Bintang Siap Gebrak Musik Indonesia dengan Luncurkan Single Perdana
Beberpa akun yang diduga milik pegawai Kemendikti dan sains mengungkapkan kekesalannya melalui berbagai postingan.
Salah satu akun X @duma5758 menyebutkan, aksi demonstrasi dilakukan lantaran Menteri Satryo diduga telah menampar sopir pribadinya.
Menteri juga kerap bersikap kasar jika ditemukan ada kesalahan kecil dengan langsung melakukan mutasi pegawai secara sewenang-wenang.
Akun @duma5758 juga menulis mengenai tidak adanya pegawai wanita di lingkaran pertama kementerian karena istri menteri yang selalu cemburu.
“Gak ada pegawai wanita di ring 1-nya soalnya istrinya cemburuan,” tulisnya.
Ketika dikonfirmasi langsung, Meneteri Satruo kepada wartawan membatah tuduhan yang dilayangkan oleh para pegawainya itu.
Menteri Satryo yang hadir dalam kegiatan pelantikan rektor Institute Teknologi Bandung (ITB) pun membantah telah bersikap arogan dan selalu marah-marah kepada pegawainya.
Baca Juga:Torch dan Rumah Zakat Bagikan 1.000 Tas SekolahRezeki Yang Tidak Disadari
Dirinya juga mengelak dengan tuduhan telah melakukan penamparan kepada sopir pribadinya dan memcat asisten pribadi karena dianggap tidak becus kerja.
“Jadi itu,penamparan enggak ada, tidak benar,” tegas Satryo
Disinggung mengenai masalah demonstrasi pegawai Kemendikti dan Saintek, Satryo beralasan bahwa demo tersebut terkait mutasi besar-besaran di internal kementerian.
Menurutnya, semenjak pecah menjadi tiga kementerian, Kemendikti dan Saintek membutuhkan banyak orang yang mengisi posisi jabatan tertentu.
‘’Jadi itu kita ingin benahi sesuai amanat presiden harus hemat dengan anggaran pemerintah,” cetus Satryo.
